Mohon tunggu...
Rabiatul Adawiah
Rabiatul Adawiah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Nakes di pkm

belajar belajar dan terus belajar... - Purna Nusantara Sehat Team Based Kemenkes RI 2015, Puskesmas Balai Karangan, Kab. Sanggau, Kalbar - Penugasan Khusus Individu Kemenkes RI 2017, Puskesmas Biduk-Biduk, Kab. Berau, Kaltim

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nikmatnya Bubur Pedas Asal Sambas

6 April 2017   11:03 Diperbarui: 10 April 2017   01:00 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bubur pedas ala rumahan kami (Dokumentasi Pribadi)

Bubur Pedas merupakan masakan khas suku Melayu Sambas, salah satu kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Makanan ini biasa juga disebut dengan Bubbor Paddas. Awalnya saat mendengar kata "pedas" pasti kita akan mengira bahwa bubur ini memiliki rasa pedas, tapi ternyata tidak.

Kata "pedas" merupakan perumpamaan suku Melayu Sambas yang berarti beragam sayuran dan rempah dalam bubur tersebut. Bagaimana tidak dalam bubur ini dimasukkan berbagai macam sayur seperti kangkung, daun pakis, jagung yang dipipil, kentang, daun kunyit dan daun kesum (daun ini hanya ada di Kalimantan Barat dan digunakan untuk menambah aroma khas dalam bubur).

Bubur pedas ini bukan hanya dijajakan di kabupaten Sambas, tetapi di beberapa daerah yang ada di Kalimantan Barat seperti Pontianak, Singkawang, Sanggau, Sintang dll.

Awalnya saat melihat tampilan kuliner ini saya jadi teringat dengan bubur manado, makanan khas asal Kota Manado Sulawesi Utara. Jika dilihat dari tampilannya makanan khas asal manado hampir mirip dengan bubur asal sambas ini. bedanya, kalau bubur manado hanya menggunakan beras biasa tanpa disangrai.

Oyaa, Ada satu lagi yang membuat bubur pedas ini berbeda dari bubur yang lain, yakni penggunaan daun kesum. Daun kesum ini hanya terdapat di wilayah Kalimantan Barat saja dan tidak dapat tumbuh ditempat lain.

Resep pembuatannyapun cukup mudah. Pertama beras ditumbuk halus kemudian baru dioseng. Untuk bumbunya, bawang merah, bawang putih, lada hitam, serta daun salam juga ditumbuk halus. Tambahkan garam, gula, serai, tulang dan tetelan sapi yang kemudian dimasak dalam kaldu sapi sampai matang (jika ingin).

Bubur pedas tidak seperti bubur nasi jenis lain yang dinikmati pada waktu-waktu tertentu. Bubur pedas bisa dinikmati kapan saja dari pagi hingga malam. Tampilan bubur pedas juga berbeda dengan bubur lain yang terbuat dari beras. Karena, beras yang digunakan dalam bubur ini sebelumnya ditumbuk kasar lalu disangrai hingga sedikit berwarna kehitaman. Ditambah berbagai sayur dan rempah, bubur ini memiliki rasa yang unik. Ada sekitar 20 jenis bahan yang digunakan untuk membuat bubur khas Melayu ini. Sayuran yang digunakan antara lain daun katuk, pakis, kangkung, bayam, kacangpanjang dan daun kesum yang hanya dapat ditemukan di Kalimantan Barat.

Bubur Pedas juga dilengkapi dengan kacang dan ikan teri yang sebelumnya digoreng matang. Lezatnya bumbu dan aroma yang beragam membuat rasanya bukan hanya gurih, tapi memberikan kelengkapan gizi bagi pecinta sayur mayur.  Apalagi aroma dari daun kesum ini cukup kuat untuk menambah cita rasa bubur pedas yang nikmat.

Jadi kalau mau mencoba bubur pedas asli silahkan sobat kompasianer berkunjung ke kota Pontianak, Kabupaten Sambas atau daerah lain yang ada di Kalimantan Barat.

Buat kompasianer yang belum pernah mencoba bubur pedas dan ingin mencobanya, aku pengen kasih kamu informasi satu tempat paling terkenal dan otentik di Pontianak yang menyediakan Bubur Pedas ini. Salah satu lokasi penjual bubur pedas yang ramai diminati warga asli Pontianak adalah Bubur Pedas Pak Ngah yang terletak di Jalan Pangeran Nata Kusuma. Saya dan kawan-kawan sering menyempatkan ke warung burdas Pak Ngah jika berkunjung ke Pontianak.

Untuk penikmat wisata kuliner yang berkunjung ke Kalimantan barat, jangan ngaku pernah ke Kalbar kalau belum pernah mencoba bubur pedas ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun