Mohon tunggu...
Rabiatul Adawiah
Rabiatul Adawiah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Nakes di pkm

belajar belajar dan terus belajar... - Purna Nusantara Sehat Team Based Kemenkes RI 2015, Puskesmas Balai Karangan, Kab. Sanggau, Kalbar - Penugasan Khusus Individu Kemenkes RI 2017, Puskesmas Biduk-Biduk, Kab. Berau, Kaltim

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nikmatnya Pulang Kampung bagi Perantau

21 November 2018   08:41 Diperbarui: 21 November 2018   09:08 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perjalanan pulang ke rumah...:)

Saat-saat yang ku nantikan bertemu keluarga dan sahabat. Air mata pun menetes saat kupeluk dua sahabatku, Yayan dan Yastih. Mungkin karena celengan rindu untuk sahabatku ini sudah pecah dan tak bisa tertahankan lagi. 

Setelah menunggu bagasi kami pun langsung menaiki mobil rental yang siap mengantarkanku ke rumah. Makin deg-degan perasaanku saat itu. Sepanjang perjalanan kami  bercerita panjang lebar tentang kisahku merantau. Yang jelas ceritanya sangat puanjaaaaanggg.

Tak lama kemudian aku menelpon ayah untuk memberitahukan bahwa temanku akan datang dirumah, jadi aku meminta tolong untuk membukakan pagar rumah karena aku memberitahukan bahwa teman yang akan datang kerumah memakai mobil.

 Walaupun dengan perasaan bersalah membohongi orang tua, Kamipun tiba dirumah pukul 5.40 WITA, sebentar lagi akan berbuka puasa. Ternyata pagar rumah belum dibuka, akhirnya kawanku membantu membukakan pagar agar bisa leluasa saat mengangkat barang. 

Kawanku membantu memanggil orang rumah untuk membukakakn pintu, tak lama kemudian kakakku membukakan pintu belakang dengan wajah kebingungan. Mungkin kebingungan dengan tamu yang datang. Sehingga akupun berteriak " ini aku, tolong bukain pintu". 

Mungkin sekitar 1 menit kakakku berdiri kebingungan melihat ku. Seakan tidak percaya. kembali dia berteriak ke dalam rumah dan berkata " itu atul sudah datang" orang rumah pun tak ada yang mempercayai. Saudaraku yang lain berkata bahwa aku akan datang tanggal 30. 

Tak lama kemudian langkahku semakin dekat dengan pintu rumah. Aku berteriak sambil mengucapkan salam. Dan sambil berlari-lari kecil, orang rumah pun hendak keluar menuju arah pintu dan berteriak Astagaa...atul yang datang ma, pa.

Huahuaha...legaaa rasanya bisa bertemu mereka lagi, di peluk, dicium dengan keluarga besarku. Akupun tak bisa meneteskan air mata lagi karena begitu bahagia bertemu mereka. Inilah yang disebut home sweet home. Dan momen inilah yang selalu dinantikan para perantau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun