Mohon tunggu...
Rabby radhiya
Rabby radhiya Mohon Tunggu... Lainnya - rara panggilannya

seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Seorang Pendidik

20 Juni 2021   23:03 Diperbarui: 20 Juni 2021   23:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Walau tidak di semua keadaan, tapi ternyata yang diingat oleh  temannya pun kebanyakan hal yang tidak menyenangkan tentang dirinya.

"Ah, salah sendiri kenapa jadi orang terlalu ekslusif dan egois serta keras kepala." kata benaknya lagi.

Iza harus "berjuang" menghadapi dirinya. Yaps, berdamai dengan segalanya, bahkan berafirmasi terhadap isi kepalanya bahwa "menjadi yang istimewa tidaklah mudah Za, semua itu butuh proses yang tidak menyenangkan".

Iza dewasa semakin meyakini, bahwa pelajaran hidup itu dia dapatkan karena dia yang memang mau belajar.

Seperti ketika dia yang harus mendampingi suaminya yang telah menjadi pembina salahsatu pesantren di ujung jawa timur, dengan menghadapi remaja yang seusianya dulu.

Dengan perbedaan zaman, namun ternyata masih ada kesamaan. 

Yaps, mereka tetaplah anak belasan tahun yang sedang mencari jati diri seperti diri Iza remaja dulu. Dan sebagai orang dewasa, Iza hanya bisa mengarahkan sesuai apa yang dia alami, tau dan ingini dahulu.

Susah gak sih menghadapi remaja? Susah-susah gampang, apalagi jika mau menyelam kedalam hati dan cara berpikir mereka.

"bukan mereka yang mengikuti cara berpikir kita, tapi cobalah menyelam ke dalam apa yang mereka pikirkan, dan tetap mereka harus diarahkan.

suatu ketika Iza harus menyalurkan emosinya yang tak terarah. Dia marah hebat, hingga membuat santri melawan dengan caranya. Yaps, cara remaja yang "melempar suatu barang yang dipegangnya, karena tidak bisa berkata-kata".

Salahnya Iza dia menyamakan caranya sendiri yang lebih sering diam, dan Iza maunya si anak itu juga diam aja, dengarkan. Ternyata tidak bisa seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun