Mohon tunggu...
Raafqi
Raafqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang penuntut ilmu

Ajang cerita dan berkisah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bersiaga Hadapi Wabah Coronavirus

31 Desember 2013   09:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim haji sudah usai. Tak hanya buah tangan yang mereka bawa. Ada kemungkinan mereka turut membawa berbagai penyakit yang ditularkan jamaah negara lain; meningitisadalah salah satu yang paling ditakuti. Kini, ada potensi penularan penyakit baru yang perlu diwaspadai: coronavirus. Penyakit ini menjadi momok karena pemburukan klinis yang cepat dan tingkat kematian yang bisa mencapai 50%! Penyakit ini mulanya awalnya ditemukan pada Maret 2012 di Arab Saudi dan diberikan nama yang khas untuk membedakannya dengan jenis coronavirus biasa, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) atau coronavirus Timur Tengah. Dari Arab, penyakit ini lantas berjangkit di negara lain, termasuk Perancis, Inggris dan Italia. Karena lalu-lintas penduduk antara Arab dan Indonesia tinggi, penyakit ini akan terus menjadi momok.

Virus ini mendapatkan namanya dari keberadaan mahkota (corona, latin) di permukaannya. Ada 4 jenis varian organisme ini: alfa, beta, gama dan delta. Coronavirus mulanya ditemukan di mamalia (khususnya kelelawar) dan burung. Infeksi pada hewan tidak menimbulkan dampak serius karena hanya bersifat sebagai tempat tumbuh kembang (reservoir). Sebenarnya, infeksi varian virus biasa pada manusia juga tidak fatal karena hanya menimbulkan gejala infeksi saluran pernafasan atas yang ringan sampai sedang. Hanya saja, adanya varian Severe Acute Respiratory Infection (SARS) 2003 dan MERS-CoV yang dicurigai merupakan mutasi dari virus kelelawar menimbulkan angka kematian yang tinggi.

Meski jumlah kasus di dunia cuma sebanyak 139, Indonesia punya potensi mengalami wabah karena virus ini bersifat dapat menginfeksi antar manusia. Padahal, wabah flu burung, yang kemampuan infeksi antar manusianya saja diperdebatkan, telah menyebabkan 159 kasus kematian di Indonesia saja. Gejala klinis penyakit yang tidak khas juga membuat dokter di pelayanan primer seperti Puskesmas akan kesulitan mengenalinya dan pasti menghambat penanganan cepat. Besarnya jumlah jamaah haji dan variatifnya kesadaran praktek higenitas antar jamaah juga sudah pasti meningkatkan resiko penularan.

Selain gejala coronavirus biasa seperti ingus, batuk demam dan sakit tenggorokan, MERS-CoV juga dilaporkan menimbulkan kesulitan pernapasan, gangguan pencernaan (khususnya diare) dan gagal ginjal. Deteksi awal yang paling gampang adalah adanya riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau kontak dengan penderita MERS-CoV. Pembaca yang merasakan gejala penyakit tersebut dan punya riwayat perjalanan demikian agar selekas mungkin berkonsultasi pada dokter.

Untuk standar pemeriksaan baku emas laboratorium, penyakit ini bisa dideteksi dengan reaksi polimerase berganda (Polymerase Chain Reaction-PCR) yang secara enzimatik berusaha melipatgandakan gen virus (yang sangat sedikit) agar menjadi banyak hingga dapat dideteksi. Reaksi PCR harus menunjukkan hasil positif untuk 2 diantara 3 gen pada virus: gen open reading frame (ORF) 1A dan ORF 1B serta gen upstream of the E gene(upE). Hasil yang positif akan berbentuk garis terang menyala ketika gen hasil PCR diperiksa di elektroforesis dan dipajan sinar UV. Bagian terbaik untuk pemeriksaan adalah saluran pernafasan bagian bawah seperti ludah dan cairan endotrakea. Darah perlu diambil hanya untuk pemeriksaan serologis penunjang. Tidak ada standar penanganan tatalaksana yang bisa menjadi rujukan kecuali tatalaksana umum penyakit infeksi khususnya dengan obat antiviral. Meski demikian, penggunaan antiviralribavirin , interferon B dan inhibitor MAPK-SB203580 pada uji sel dan uji hewan menjanjikan hasil yang baik. Tidak adanya vaksin pencegahan untuk penyakit ini sehingga praktik preventif seperti pemakaian masker, cuci tangan dan asupan nutrisi yang baik adalah senjata pencegahan paling ampuh.

Sama seperti kasus wabah lain, perawatan penderita bila terjadi wabah bersifat gratis bila dilakukan di rumah sakit rujukan dan jejaringnya. Sulianti Saroso merupakan pusat rujukan bila terjadi wabah karena adanya ruang isolasi khusus penyakit airborne (tular-udara) yang sempat dipakai menangani wabah flu burung. Layanan cuma-cuma ini juga mencakup pemeriksaan laboratorium. Sayangnya, sejauh ini hanya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementrian Kesehatan yang mampu dan siap memeriksa sampel pasien terduga MERS-CoV. Banyak laboratorium yang sebenarnya mampu, hanya saja mereka kekurangan reagen spesifik seperti primer PCR khusus coronavirus dan sampel kontrol positif Coronavirus. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sendiri telah membentuk suatu gugus tugas khusus untuk mensosialisasikan penyakit ini ke sejawat tenaga kesehatan, khususnya dokter dan perawat. Hal ini vital karena gejala klinis coronavirus tidak jauh berbeda dengan penyakit lain, khususnya influenza, kecuali pemburukan klinis pasien berlangsung cepat. Kita sungguh berharap, wabah itu tidak terjadi dan jumlah pasien nol. Namun, sudah selayaknya kita mempersiapkan diri dengan mengenali karakteristik penyakit ini, penegakan diagnosis dan tatalaksana penangannya agar tingginya kematian pada wabah flu burung lalu tidak terulang. Juga sebagai persiapan menghadapi potensi wabah penyakit infeksi lain.

Raafqi Ranasasmita

RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta

[caption id="attachment_302500" align="alignnone" width="798" caption="Gambar ini menunjukkan langkah deteksi coronavirus yang diawali isolasi RNA, perbanyakan melalui PCR kemudian deteksi di gel agarosa"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun