Mohon tunggu...
Raabiul Akbar
Raabiul Akbar Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru MAN 1 Kota Parepare

S1 Universitas Al-Azhar Mesir. S2 SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP Kemenag RI. (Dalam Negeri) Anggota MUI Kec. Biringkanaya. Sulawesi Selatan. Penulis buku "Perjalanan Spiritual Menuju Kesempurnaan Melalui Cahaya Shalat" dan "Warisan Kasih: Kisah, Kenangan, dan Hikmah Hadis". Prosiding : the 1st International Conference on Religion, Scripture & Scholars Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, berjudul "The Spirit of Ecology in the Hadith: Protecting Nature in Love of Religion" yang terbit pada Orbit Publishing Jakarta. Hal. 237-249. Tahun 2024. Peneliti Jurnal Ilmiah sinta 6 berjudul "Zindiq Al-Walīd bin Yazīd An Analysis of Orthodoxy and Heterodoxy in the perspective of Civil Society in the Umayyad Dynasty" yang terbit pada Journal Analytica Islamica Program Pscasarjana UIN Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisikan Malam di Balik Hening

18 Oktober 2024   22:39 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://medialokal.co/

Sedikit paksakan dirimu, wahai jiwa yang terjaga
Di tengah malam sunyi, saat bintang masih menguap di angkasa
Tuhan memanggilmu lembut, tak dengan suara,
Tapi lewat desir angin yang membelai jiwa lelahmu.

Dalam hening itu, ada panggilan yang tak terlihat,
Seperti bulan yang berbisik di balik awan kelabu,
Merayulah kepada-Nya, meski lidahmu kelu,
Keluh kesahmu, ibarat hujan yang sudah lama ditahan mendung.

Berceritalah, meski angin tak mendengar,
Karena Dia menampung setiap tetes ragu di lautan luas-Nya,
Mengurai setiap simpul duka yang menggelayut di hatimu,
Dan menggantinya dengan angin lembut solusi,
Yang tak kau duga, namun selalu tepat.

Tuhan tak pernah tidur, meski dunia terpejam,
Ia menunggu setiap cerita yang kau simpan dalam sunyi,
Menyusun jawab, merenda fajar di tengah malam hitam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun