Mohon tunggu...
Ahmad Irsan
Ahmad Irsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

thought, feeling and hope

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengen Hijrah

15 September 2011   07:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Kekosongan yang sudah lama memuncratkan riak kecilnya di kepala dan hati mulai bertransformasi menjadi gelombang kegelisahan yang tinggi serta siap menghantam lalu pecah. Akhirnya hanya menyisakan sebaran buih-buih.”

Ari kembali mengeluarkan batang A Mild dari kotaknya. Sementara di sudut lain, Jaka terus memperhatikan dan menghitung itu batang ke enam dalam waktu 30 menit. Namun, Jaka tidak ingin mengganggu sahabatnya ini, dibiarkannya Ari meneruskan kegelisahan yang sudah lama menjadi tema diskusi mereka.

Ari, teman kuliahnya yang tidak hanya terkenal cerdas dan brilyan. Ari adalah sosok yang keras dan berkarakter dengan leadership yang tinggi. Sudah 2 tahun ini mulai meragukan pilihan karir hidup yang telah dilakoninya selama hampir 14 tahun. Dia merasa kosong bahkan akhir-akhir ini sering gelisah sehingga mempengaruhi caranya menjalani hidup. Tapi bila ditanya, Ari juga bingung menjelaskan penyebabnya. Ari cuma berkata merasa ga nyaman dan sepertinya ga punya arti apa-apa. Padahal sepengetahuan Jaka, Ari telah mencapai semua yang diinginkan pria seusianya. Jabatan yang memadai, kemampuan financial bahkan popularitas di lingkungannya.

“Aku pengen hijrah, Bro…” tiba-tiba Ari berkata lantang.

“Maksudnya?”

“Ya hijrah…hijrah dari comfort zone yang kumiliki saat ini.”

“Aku masih ga ngerti, emang napa?”

“Bro,aku selama ini merasa kosong dan gelisah…melalui perenungan yang panjang dan diskusi-diskusi yang mungkin telah membosankanmu, aku menemukan penyebabnya sekarang.”

“Apa itu, Bro?”

“Aku ga punya kebanggaan. Capaianku selama ini hanya untuk diriku sendiri. Aku juga lelah bekerja dengan topeng pelayanan tapi sebenarnya aku atau tepatnya kamilah yang minta dilayani. Aku lelah berbohong, lelah pekerjaan ‘meminta” ini. Aku ingin memberi, aku ingin punya kontribusi buat orang banyak. Aku ingin punya kebanggaan…menggoreskan sejarahku pada alam ini. Aku ga mau jadi buih, aku ingin jadi laut, Bro…..!!!!”

“Lalu mau kerja apa, Bro?”

“Aku yakin, sejak tadi aku bertekad untuk hijrah….Allah akan mulai membimbingku. Bismillah, aku akan mulai perjalanan hijrah ini….”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun