Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pancasilaistis

18 November 2019   07:40 Diperbarui: 20 November 2019   21:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam setiap demonstrasi, termasuk demonstrasi 4 November 2016, selalu diingatkan kepada peserta demonstrasi untuk melakukan demonstrasi dengan damai dan bermartabat serta tidak anarkis. Kata anarkis ini sejatinya merujuk kepada orang yang melakukan tindakan anarki. Padahal yang dimaksud adalah bentuk adjektivanya, yaitu anarkistis.

Penggunaan adjektiva anarkistis ini tentu dimaksudkan agar kita dapat menyampaikan aspirasi dengan benar dan dengan jelas tanpa melakukan tindakan-tindakan yang merusak fasilitas umum atau negara, atau yang termasuk milik pribadi atau perseorangan, atau mencederai orang lain atau membahayakan nyawanya.

Akhiran -is dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan pelaku, orang atau ahli diserap dari kata-kata bahasa Inggris yang .berakhiran -ist seperti specialist, egoist, dan optimist. Karena bentuk adjektivanya adalah specialistic, egoistic,  dan optimistic, dalam bahasa Indonesia bentuk adjektivanya menjadi spesialistis, egoistis, dan optimistis.

Mengapa kita melakukan kekeliruan dengan beranggapan bahwa anarkis adalah bentuk adjektiva dari kata anarki? Bisa jadi karena kita terbiasa mendengar bentuk adjektiva yang berakhiran --is seperti ekonomis, dinamis, agamis, dan klinis. Dengan keterbiasaan itu, setiap mendengar kata yang berakhiran --is langsung disimpulkan sebagai adjektiva.

Demikian juga dengan kata-kata yang dapat digolongkan sebagai paham, aliran, haluan atau pandangan yang ditandai dengan akhiran --isme. Misalnya, komunisme, liberalisme, vandalisme, dan animisme,  Karena berakhiran --isme, kita dengan mudah mengatakan bahwa bentuk adjektivanya adalah komunis, liberalis, vandalis, dan animis. Padahal bentuk adjektivanya yang benar adalah komunistis, liberalistis, vandalistis, dan animistis.

Bagaimana dengan kata Pancasila?  Dapat kita golongkan kedalam jenis apakah kata ini? Bila kita memahami dengan benar arti kata Pancasila, tentu kita sepakat menggolongkannya sebagai paham, aliran, haluan, atau pandangan. Namun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) IV, tidak ada lema Pancasilaisme. Meskipun demikian, itu tidak menjadi masalah karena lema Pancasila telah menggantikannya.

Disebut demikian karena artinya dalam KBBI IV adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan Negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu ..... dan seterusnya. Sayangnya, dalam KBBI IV hanya tertera lema Pancasilais yang berarti penganut ideologi Pancasila yang baik dan setia.

Bila kata Pancasilais yang merujuk pada orangnya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris pasti akan mengikuti pola yang ada, yaitu berakhiran --ist. Jadi, Pancasilais dalam bahasa Indonesia akan menjadi Pancasilaist dalam bahasa Inggris. Maka adjektivanya dalam bahasa Inggris adalah Pancasilaistic. Jadi, adjektivanya dalam bahasa Indonesia menjadi Pancasilaistis. Sayangnya, kata Pancasilaistis tidak tertera dalam KBBI IV.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun