Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polemik Menjadi Tuan Rumah U-20

29 Maret 2023   11:13 Diperbarui: 29 Maret 2023   14:53 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsekuensi untuk menjadi warga dunia tentu memiliki segudang masalah di dalamnya. Jangankan dunia, menjalani hidup bertetangga yang baik pun terkadang sulit untuk dilakukan.  Selalu saja muncul permasalahan di sana, ada yang menjadi tidak saling kenal, ada yang kenal tapi ada maunya, tetapi tidak sedikit juga yang tulus bergaul dengan siapa saja walaupun kadang terjadi permasalahan.

Menjadi warga dunia juga harus siap dengan segala konsekuensi yang muncul didalamnya. Pertentangan ideologi, politik, maupun ekonomi selalu menjadi santapan semua warga bangsa di dunia. Namun dibalik semua pertentangan yang timbul tentu tetap menjaga hubungan yang baik satu sama lain karena prinsip bahwa tidak ada suatu negara yang dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakatnya sendiri.

Setiap negara pasti memiliki komoditas ekonomi yang berbeda-beda satu sama lain. Maka untuk dapat memenuhi yang tidak ada, harus memdatangkan dari negara lain alias impor. Untuk mengimpor tentu dibutuhkan hubungan yang baik antar kedua negara. Tanpa hubungan yang baik mustahil bisa menjalin hubungan dagang dengan negara lain. Kalaupun tidak baik, pasti tetap ada orang baik dari kedua negara tersebut yang sanggup berhubungan tanpa mengorbankan politik negaranya. 

Olah raga menjadi salah satu event yang selalu dapat mempersatukan bangsa-bangsa di dunia. Lewat olahraga semua perbedaan dapat disatukan dalam kompetisi yang jujur dan beradab. Olahraga seharusnya juga jauh dari permasalahan politik yang menghalangi hubungan satu sama lain. Olahraga adalah spirit untuk mempersatukan sekaligus mendamaikan bangsa-bangsa yang bertikai.

Mengambil peran untuk menjadi tuan rumah dalam gelaran U-20 tentu sangat membanggakan. Rencana yang sudah dituangkan sejak 2019 seharusnya didukung oleh semua elemen bangsa tanpa embel-embel politik didalamnya. Lolosnya Israel dalam seleksi grup di Piala Dunia U-20 harusnya tidak menghambat Indonesia untuk tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 hanya karena kita tidak berhubungan dengan Israel. Sama halnya dengan kehidupan bertetangga sehari-hari, apabila ada even Dasa Wisma atau Lomba 17 Agustusan semua orang pasti ikut tanpa melihat permasalahan hidup bertetangga yang membelitnya.

Tidak suka boleh saja tetapi spirit sportifitas harus selalu dikedepankan. Karena semua bangsa berhak ikut dalam kompetisi olahraga dunia dimanapun berada. Dan yang lazim terjadi adalah kontingen peserta yang memboikot kepersertaannya dalam event olahraga dunia, bukan tuan rumahnya. Seperti pada saat perang dingin Amerika dan Uni Soviet , sering terjadi tidak saling kirim kontingen pada even Olimpiade Dunia atau boikot.

Perjuangan yang panjang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 bukanlah hal yang mudah. Termasuk semangat Timnas muda Indonesia U-20 jangan sampai pupus hanya gara-gara tidak jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Menjadi tuan rumah event olahraga berskala Internasional membawa banyak keuntungan bagi negara. Devisa dari para penonton asing yang masuk ke Indonesia, tiket Ppenonton,akomodasi dan lain sebagainya, belum lagi keuntungan Timnas U-20 yang bermain di kandang sendiri yang tentunya secara psikologis membawa dampak positif bagi semangat mereka dalam berkompetisi.

Polemik biarlah  tetap menjadi polemik tanpa harus menghentikan langkah yang sudah terlanjur diambil oleh pemerintah Indonesia. Komitmen bangsa untuk tetap mendukung kemerdekaan Palestina tentu tidak akan menjadi kendor hanya gegara kedatangan Timnas Israel ke negara kita. Polemik tentu tidak harus selalu dituruti apalagi dalam negara demokrasi seperti Indonesia , semua bisa diselesaikan di ranah hukum tanpa harus menggagalkan agenda menjadi Tuan rumah U-20. 

Jangan juga polemik yang terjadi di masyarakat menjadi konsumsi politik para calon kontestan Pemilu 2024. Hanya gara-gara merebut segelintir simpati masyarakat akhirnya agenda penting nasional menjadi terbengkalai. Termasuk para pembentu Presiden juga harus mendukung langkah pemerintah tersebut. Pemerintah sudah berusaha sebaik-baiknya bagi masyarakat lewat gelaran Piala Dunia U-20, saatnya kita tampil di gelaran sepak bola bergengsi Piala Dunia U-20, siapa tahu dari gelaran ini teerwujud impian Timna Indonesia bisa masuk Piala Dunia yang sesungguhnya. Memang dunia tidak akan kiamat .....tetapi haruskah kita memupus harapan anak-anak muda kita untuk membawa nama baik bangsa lewat Piala Dunia U-20? Salam Sehat....!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun