Kebahagiaan menurut KBBI adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketentraman lahir batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri. Ini artinya bahwa ukuran bahagia adalah apabila ada rasa senang dan tentram sehingga memiliki kemampuan untuk meningkatkan tujuan hidup.
Perasaan senang tentu dapat diwujudkan apabila lingkungan tempat individu itu berada memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi dirinya. Semua potensi yang dimiliki bisa termanifestasi dalam pola interaksi antar individu sehingga mampu menciptakan prestasi yang diinginkannya.
Dunia pendidikan merupakan lingkungan yang benar-benar dituntut untuk menciptakan rasa senang bagi semua yang terlibat dalam proses pendidikan. Kenyamanan dan ketentraman tentu merupakan keharusan dalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.
Namun yang sering terjadi justru keterkejutan yang berakibat menjadikan perasaan para individu dalam dunia pendidikan menjadi tidak nyaman. Terutama dalam hal kurikulum yang sering berubah-ubah. Sampai ada idiom negatif bahwa ganti Menteri Pendidikan berarti ganti Kurikulum. Â Ganti Kurikulum berarti ganti semua perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran. Termasuk administrasi pendidikan yang ribet dan seolah-olah menghabiskan waktu dibanding mengajar murid di kelas.
Belum lagi peserta didik yang harus beradapatasi dengan kurikulum baru yang sama sekali asing bagi dirinya. Kemampuan adaptasi peserta didik dituntut tinggi agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan kurikulum yang baru. Peserta didik juga dituntut untuk menyediakan semua kebutuhan pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajarannya. Kalau sudah begini giliran orang tua peserta didik yang dibuat pusing karena membengkaknya biaya pendidikan.
Alih-alih menciptakan indeks kebahagiaan namun justru menambah indeks kekhawatiran dalam dunia pendidikan. Bagi pendidik tugas semakin menumpuk, bagi peserta didik harus beradaptasi dengan kurikulum baru, dan bagi orang tua peserta didik harus menyiapkan dana ekstra bagi putra-putrinya.
Namun yang namanya Kurikulum memang harus berubah, karena :
          1. Agar relevan dengan perkembangan zaman
         2. Agar dapat memenuhi kebutuhan siswa
         3. Agar dapat menyiapkan generasi yang visioner