Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes pada Anak Alarm bagi Semua

9 Februari 2023   10:09 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:18 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan saat ini menjadi komoditas perdagangan yang sangat menggiurkan. Hampir di setiap sudut ditemukan pedagang makanan. Tidak sulit apabila mengalami kelaparan untuk mencari pedagang makanan. 

Variasi dan ragam jenis makanan juga sekarang mengalami banyak kemajuan. Dari sisi bentuk dan tampilan sungguh sangat beragam dan beraneka rasa. Tampilan fisiknya juga menarik setiap orang untuk memakannya. Warna yang mencolok dan menggiurkan, belum lagi bentuknya yang aneh-aneh ada yang besar, kecil, binatang, peri, dan lain sebagainya. 

Anak-anak jelas sangat dimanjakan oleh berbagai ragam jenis makanan yang ada saat ini. Semua yang diinginkan tersedia dan harganya relatif terjangkau oleh uang saku mereka. Proses pengolahan yang dilakukan seperti apa seolah tidak pernah dihiraukan oleh mereka. Bahan bakunya apa juga tidak pernah menjadi pertimbangan bagi mereka. Yang penting menarik, enak, dan tentunya viral.

Gaya jajan anak jaman sekarang juga kadang sangat dipengaruhi oleh media sosial. Tayangan keviralan suatu produk makanan akan langsung diburu oleh mereka. 

TIdak ada pertimbangan lain kecuali memenuhi hasrat untuk mencicipi makanan atau jajanan viral agar tidak kudet alias kurang update. Yang menjadi keprihatinan juga adalah justru orang tua juga ikut-ikutan memburu makanan yang viral tersebut untuk sekedar update status di media sosial mereka. Jadi bukan kebutuhan untuk mengisi perut dengan makanan sehat bernutrisi tapi lebih pada mengisi hasrat untuk update.

Dua sisi yang berbeda antara eksistensi dan kebutuhan nutrisi untuk tubuh harus dijembatani. Produsen makanan tidak salah apabila menciptakan makanan yang viral di media sosial tetapi juga harus memperhatikan bahan baku dan cara pengolahan yang bersih dan sesuai prosedur pemasakan. Konsumen juga harus mampu memilah mana makanan yang berguna bagi tubuh dan mana yang hanya cantik penampilannya sementara kandungan nutrisinya tidak ada.

Anak-anak dan remaja saat ini sangat suka dengan gaya makan yang manis, gurih, dan pedas. Tidak salah sebenarnya kalau memilki selera makan yang seperti itu. 

Namun yang perlu diperhatikan adalah apabila jumlahnya berlebihan tentu akan membahayakan bagi tubuh. Kepedasan suatu makanan kadang menjadi kompetisi diantara mereka. Tingkat kepedasan menjadi sarana aktualisasi diri yang tanpa batas. Memprihatinkan memang tapi justru sering dipertontonkan di media sosial bahkan media televisi sehingga mampu menyihir penontonnya untuk mengikuti.

Pemahaman akan mengkonsumsi bahan makanan yang berlebihan harus mulai digaungkan. Terlebih saat ini banyak terjadi lonjakan kasus diabetes pada usia anak-anak. 

Diabetes pada anak mengalami lonjakan 70 kali lipat di tahun 2023, dibandingkan 2010. Tentu pola makan dan gaya hidup ikut andil dalam peristiwa tersebut. Makanan serba instant yang tidak butuh keribetan untuk menikmatinya sangat disukai oleh anak-anak. Belum lagi makin beragamnya minuman instant yang kita sendiri tidak tahu karena tidak teredukasi untuk pemahaman tentang kandungan didalamnya.

Produsen harusnya ikut diajak untuk mengedukasi kepada konsumen khususnya anak-anak dan remaja agar tahu kandungan bahan makanan yang baik dan sehat bagi tubuh.  Komposisi dalam kemasan harus jujur dan lengkap sehingga bisa mengedukasi penikmatnya. Pedagang kecil di depan sekolah juga harus diedukasi oleh pemerintah daerah untuk bisa menjual makanan yang sehat dan berkualitas bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun