Jika beberapa waktu lalu sudah ada Kids Jaman Now (1), maka sekarang sekuelnya. Tak jauh beda dengan anak laki-laki, kaum hawa yang ini juga tak kalah hebohnya di sekolah. ada saja kelakuan-kelakuannya yang bikin puyeng sampai bintang tujuh...
Kalian itu lahir di era digital. Apa-apa tinggal mainkan jempol dan telunjuk saja. Semua informasi bisa kalian dapatkan. Wajar saja, kalian jadi tahu banyak hal. yang dipunyai oleh idola kalian di dunia maya, bisa juga kalian dapatkan. Yang lagi nge-hits dan viral disegala kalangan anak sekolahan juga kalian tahu. Dalam kesehariannya di sekolah, yang paling terlihat perbedaannya dengan anak laki-laki adalah dari sisi sensitivnya, bermain dengan perasaan, air mata, drama queen, grouping, dan triki, bahkan urusan hati.
Nah, yang terakhir itulah yang bikin kita sebagai guru males menanggapinya. Mengapa anak-anak jaman sekarang pola berfikirnya seperti itu. Ibaratnya, masa-masa seperti ini seharusnya nanti mereka alami. Mereka juga sudah tak canggung mengungkapkan perasaannya, secara gamblang menyebut siapa yang mereka suka dan tidak.
Tapi coba kalau diajak diskusi mengenai pelajaran, seolah-oleh mereka semua insomnia. Berusaha melupakan tugas, PR dan latihan. Jika diberi sanksi atas ketidak disiplinan dalam belajar, acting drama queennya bermain. Menangis, pura-pura pusing, sakit perut, sakit gigi dan lain-lainnya muncul dalam kelas. Ujung-ujungnya mereka mengharapkan gurunya memberi izin untuk istirahat di UKS. Kalau sudah begitu, mereka memanfaatkan moment, sengaja istirahat hingga kepulangan. Alhasil, hilanglah pemahaman mata pelajaran yang mereka tinggalkan. Dan mereka sama sekali tak merasa rugi, atau bersalah. Malah justru terlihat menikmati. Kalau belum dipanggil, masih saja tidur nyenyak di UKS. Bahkan ada yang minta teh hangatnya ditambah.
Guru di sekolah harus punya jurus yang handal menghadapi pola tingkah laku yang begitu. Sepertinya mereka juga sudah miskin semangat, kurang motivasi dan keinginan untuk berhasil. Beda dengan anak jaman dulu.
Anak-anak jaman sekarang sudah tak memiliki rasa empati, rasa bersalah dan berusaha memperbaiki, cenderung tak perduli, bahkan tak mau tahu. Sehingga seringkali kesalahan yang sama diulang dan dilakukan lagi.
Hari ini, Katya menangis lagi. Masalah dengan temannya Kiki berlanjut. Masalah asmara. Cinta segitiga. Memiliki rasa yang sama dengan satu orang. Masing-masing berusaha mengunggulkan kelebihan. Sementara si cowok senang melihat hal tersebut.
Caranya tak sportif. Main tikung. Hasut sana-sini, saling menjelekkan. Anak SD kok sudah begitu ya, pemikirannya sudah lebih maju dan tak sesuai dengan usia semestinya. Bahkan pemikirannya kadang cenderung sama dengan orang dewasa. Terutama untuk hal-hal yang tak lazim untuk mereka ketahui.
Bahkan ada yang bilang, "Bu, aku kan sesuatu sama dia, Bu. Kenapa sih dia gak ngerti??"
Hallow...Nak, yang harus kamu ngerti itu pelajaran, bukan asmara...hadeeeuh.
Berbeda pula dengan Mandy, berkali-kali dipanggil karena jadi leader dalam grup kecil mereka di kelas. Leadernya ngisengin anak-anak cowok yang mereka incar. Yang disuruh Mandy teman se-grupnya. Tapi jangan salah, kalau prilaku salahnya ketahuan guru, ujung-ujungnya teman yang lain yang jadi korban dan dituduh. Bisa,ya mereka bersikap seperti itu. Berakting seperti bintang sinetron. Melemparkan kesalahannya kepada orang lain, padahal dalang yang sesungguhnya adalah dia.