Mohon tunggu...
Rahmat Kurnia  Lubis
Rahmat Kurnia Lubis Mohon Tunggu... Penjahit - Penggiat Filsafat

Santri Desa, Kaum Sarungan, Suka Membaca, Suka Menulis, Suka Berjalan, Suka Makan dan Semuanya Dilakukan Dengan Suka-Suka. Alumni UIN Sunan Kalijaga (Suka), Suka Filsafat dan Suka Indonesia Berbudaya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah Catatan dari Ende

19 September 2021   15:32 Diperbarui: 19 September 2021   15:40 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir. Soekarno (saat itu beliau berusia 32 tahun) karena kegiatan politiknya membahayakan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Sahabat saya Ari Masyhuri, M.Q bertanya dalam napak tilas di pengasingan Soekarno ini, "Kira-kira kala itu Soekarno  dari Surabaya diangkut menuju Flores naik apa ya?" Ujar beliau, dikutip dari http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/ menyebutkan bahwa Soekarno diangkut dengan Kapal Barang KM van Riebeeck menempuh delapan hari perjalanan. 

Tak jauh dari lokasi rumah beliau diasingkan ada sebuah pohon sukun. Konon disinilah Soekarno banyak melakukan perenungan atau kontemplasi salah satu pokok perenungannya adalah tentang Pancasila.

Kini, taman ini dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Lokasinya persis di Kelurahan Rukun Lima.

Tempat ini selain mempunyai nilai historis yang menjadi Cagar Budaya Nasional ada juga sisi-sisi lain seperti kepercayaan penduduk lokal tentang aura dan hal-hal mistis yang diyakini sebahagian kebenarannya. 

Saudara Muslim, salah Satu Tenaga Ahli bapak Dipo Nusantara Pua Upa, anggota FPKB DPR RI menyebutkan salah satu keyakinan orang setempat adalah "jika membasuh/mencuci wajah di sumur Soekarno maka diyakini akan mempunyai potensi untuk melakukan poligami seperti halnya Soekarno", tentu hal ini boleh percaya atau tidak hanya sekedar mitos yang berkembang. 

Puncak Gunung Kelimutu

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Tentu kita akan rugi bila mengunjungi Ende tanpa ke Danau di Puncak Gunung Kelimutu, pesan itu memang layak dan sangat tepat. Bahkan orang asing jauh-jauh dari negara asalnya dengan bersusah payah hanya ingin melihat eksotisme Kelimutu.  

Salah satu keunikan tiga kawah yang ada di Kelimutu memiliki warna air yang berbeda-beda. Ketiga warna diantaranya adalah biru muda, merah, dan hijau toska. Danau ini  menyimpan fenomena alam yang menakjubkan, yaitu warna tersebut bisa berubah-ubah.

Selain itu, ada satu hal lagi yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat setempat yang tak kalah mistisnya. Seperti disampaikan saudara Muslim bahwa Masyarakat percaya bahwa danau tersebut merupakan tempat bersemayamnya orang yang telah meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun