Jangan biarkan ibu pertiwi menangis kembali. Biarlah ia hanya menangis sekali dalam hidupnya. Yaitu ketika penjajahan belanda.
Belanda telah menjajah bumi pertiwi ini lebih dari tiga abad lamanya. Waktu yang sangat lama. Berjuta-juta warga ini menderita. Tak terhitung berapa jumlah harta yang mereka keluarkan. Jiwa raga mereka korbankan. Tinggalkan anak dan istri demi sebuah kata "Merdeka".
Kini, ditahun ini cobaan datang silih berganti. Mulai dari pemberontakan rakyat kepada penguasa, berbagai macam bencana hingga penyebaran corona.
Ya, virus corona yang kerennya bernama corona virus desaise-2019 (cocid-19).
Yang katanya virus ini berasal dari wuhan, china sana. Ada yang mengatakan sebab bocornya salah satu pipa laboratorium kimia. Ada juga karena makanan mereka yang tak lagi sehat dan higienis. Pun tak biasa dimakan orang kebanyakan.
Ribuan nyawa telah melayang. Baik dunia maupun di negeri ini yang mencapai ratusan orang. Penyebaran yang cukup cepat. Gejalanya tak kalah dengan penyakit biasa, hanya batuk-batuk dan sakit tenggorokan.
Maka dari itu, pemerintah pun menerapkan social discanting dan pembatasan sosial berskala besar. Kita dituntut untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, semuanya dari rumah.
Namun, kita masih ngeyel, keluar dari sarang kita. Dengan alasan keluarga harus disejahterahkan. Karrna mereka butuh makan dan pembelanjaan.
Sedangkan dari pada itu, sang perawat bahu membahu merawat pasien positif corona ini. Hingga mereka kehilangan nyawanya. Meninggalkan anak dan keluarga lainnya.
Jangan biarkan ibu pertiwi menangis kembali kawan. Cukup sekali dalam seumur hidupnya. Mari terapkan peraturan dari pemerintah tersebut.
Termasuk juga memakai masker ketika keluar rumah dan rajin mencuci tangan.