Mohon tunggu...
Qur Rohman
Qur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ciptakan rasa senang, pastikan anda bisa

Bismillah namsyi ala barakatillah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Sebar Hoaks Saat Negeri Ini Tertimpa Musibah

27 Maret 2020   22:30 Diperbarui: 27 Maret 2020   22:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seakan tidak ada takut-takutnya warga +62 akan bahaya covid-19. Kita ketahui dari berbagai media mainstream yang mengabarkan bagaimana wabah virus corona terus merongrong negeri ini. Bukan kehawatiran yang melanda mereka, tetapi mereka justru memberikan hoaks terhadap kondisi yang terjadi.

Untuk diketahui, perkembangan penderita covid terus melonjak penyebarannya, sehingga kesempatan ini tak disia-siakan oleh mereka yang tak berkepentingan yang hanya ingin membuat gaduh publik.

Sebagai contoh, seorang bayi yang memakan telur rebus di tengah malam bisa mencegah virus corona. Tak hanya ribuan bahkan jutaan umat manusia terobsesi oleh berita viral ini, dilansir dari detik.com.

Tak hanya itu, dikampung penulis, kabar memakan telur rebus saat tengah malam juga viral. Orang-orang langsung ribut dan antre mau beli telur. Bayangkan saja, pedagangnya dibangunin tengah malam. Apalagi sampai membawa dawuh (perkataan) seoarang kiai tentang khasiat memakan telur rebus. Karena kegirangan, penjual telur dibuat lunglai hingga telurnya banyak yang habis. Namun akhirnya penyebar hoaks ini tertangkap juga. Dia adalah seorang penjual telur yang dagangannya tak laku.

Ada lagi hoaks yang mengatasnamakan presiden jokowi, dalam satu foto disebutkan bahwa untuk menghilangkan kebosanan saat social discanting, presiden jokowi memerintahkan agar anak muda mengisi waktunya dengan bermain game "Worm zone (cacing-cacingan)". Padahal unggahan tersebut jauh dari kebenaran, dilansir liputan6.com

Seyogyanya kita harus sadar, bangsa kita dalam bencana besar. Virus corona bukan gejala penyakit main-main. Ia lebih ganas dari HIV/aids. Sebelum meninggal penderita HIV/Aids masih bisa menatap dunia walau badannya kerempeng, tapi penderita corona tak dapat melihat dunia pun jasadnya tak boleh dilihat kerumunan. Ini jelas sadis.

Seaeorang yang terjangkit virus corona baru akan ketemu kalau ia positif mengidap coronavirus baru setelah dua mingguan. Jika dalam dua mingguan tersebut ia berkeliaran, bersin di depan khalayak umum, bersalaman, berapa banyak yang akan jadi korban selanjutnya.

Jika dahulu para pejuang bangsa ini memperjuangkan kemerdekaan dengan berperang, maka sekarang cukup gampang, berdiam diri di rumah masing-masing (stay at home). Jangan berkeliaran di tempat ramai misal pasar, wanawisata apalagi hingga mengadakan pertemuan besar yang melibatkan banyak kerumunan. Sekarang bukan saatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun