Ternyata kebiasaan ngopi mampu merefresh kan kembali pkiran kita. Sehingga tak jarang kebiasaan ini membudaya dikalangan masyarakat Indonesia.
Baik itu ngopi bersama-sama ataupun perseorangan. Umumnya lagi apabila ketika ngopi dibarengi dengan gorengan, misal pisang goreng atau gorengan lain. Bahkan  sesekali dibarengi dengan hisapan rokok. Amat berasa nikmatnya.
"Srup srup srup", nikmat sekali. Seakan pikiran ini tak lagi memikirkan hutang. Heheheh.
Heran juga ya, mengapa yang jadi andalan pasti kopi bukan teh. Jarang sekali kita mendengar ada istilah " Ngeteh bareng".
Memang, varian kopi yang ada di Indonesia bermacam-macam. Ada kopi robusta, kopi arabica, kopi latte ataupun kopi dengan tambahan susu semacam kopi cappucino, kopi espresso dan kopi-kopi lain yang tak terhitung variannya.
Bondowoso sendiri memperkenalkan kepada dunia lewat kopi Ijen kopi ini pernah menjadi primadona di salah satu film indonesia "filosofi kopi". Menurut Amin Said Husni, Bupati Bondowoso kala itu, ketika studi banding ke Negara Belanda, mengatakan bahwa kopi ijen sudah terkenal di belanda. Hal ini beliau sampaikan ketika mengisi acara "Bedah Buku, membongkar Kepemimpinan Bupati Amin Said Husni, di Hotel Ijen View, beberapa bulan lalu.
"Bondowoso Republik Kopi "BRK" " Turut diperkenalkan kepada dunia luar bahwasanya kopi di Bondowoso sudah terkenal.
Penulis memilih Kota Bondowoso karena memang penulis lahir di Bondowoso, dan Bertempat Tinggal di Bomdowoso.
Jadi, sesekali turut memperkenalkan bahwa warisan seperti harus kita jaga, minimal kita ikut andil dalam pemanfaatan nya seperti meminum kopinya.