(Rembang-Juli 2020) Dewasa ini, dunia tengah digemparkan dengan maraknya virus baru yang menyebar di berbagai belahan dunia. Virus tersebut dikenal dengan istilah Covid-19 atau Corona. Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyebaran virus ini terbilang sangat cepat dengan penularan melalui droplet penderita, bahkan virus inipun tahan hingga beberapa hari ketika menempel di benda.
Di Kabupaten Rembang, dilakukan pembatasan jam operasional pasar tradisional guna menekan persebaran virus Covid-19. Pasar tradisional yang biasanya beroperasi mulai dari jam 05.00 hingga jam 14.00 menjadi beroperasi pada jam 06.00 hingga jam 11.00. Â Pembatasan jam operasional ini membuat masyarakat sedikit kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dapur dikarenakan waktunya yang kurang fleksibel.
Melihat dari keaadan tersebut, salah satu mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS), Quraini Septy Wardhani (M0717077) di bawah bimbingan Dr. Suminah, M.Si. melaksanaakan kegiatan KKN dengan mengambil tema besar "Ketahanan Pangan" di masa Covid-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Pancur RT.02 RW.01, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Tema "Ketahanan pangan" ini digabungkan tema "Supporting Pemahaman Masyarakat Terkait Covid-19" dengan menjalankan 3 program utamanya yaitu program MedifCov-19, pembuatan apotek hidup dan warung hidup. Program MedifCov-19 dilaksanakan dengan memberika sosialisasi terkait pengertian hingga proses pembuatan warung hidup dan apotek hidup. Selain itu, juga dilaksanakan sharing mengenai pola hidup sehat selama Covid-19.Â
Sharing pola hidup sehat ini dipilih karena dalam pencegahan Covid-19 selain menjaga lingkungan sekitar, kita juga harus menjaga kesehatan dengan meningkatkan imun tubuh. Terlebih dengan adanya program "Work From Home" atau WFH tidak menutup kemungkinan masyarakat menjadi malas dalam berolahraga. Media yang digunakan untuk pelaksanaan program MedifCov-19 adalah media sosial Instagram.
Dalam pembetukan masyarakat tahan pangan, dilakukan sosialisasi terkait pentingnya warung hidup dan apotek hidup serta cara penanaman dan perawatannya secara dor-to-dor.Â
Tanaman warung hidup dan apotek hidup yang sudah ditanam kemudian dibagikan ke warga sekitar dengan sosialisasi terkait dengan cara perawatannya. Program ini dianggap lebih efektif daripada memberikan benih dan media tanam kepada masyarakat, karena masyarakat belum tentu memiliki waktu untuk menanam benih tersebut.Â
Dengan adanya program ini, diharapkan kedepannya masyarakat akan menjadi masyarakat yang tahan pangan sehingga tidak perlu kesulitan dalam mencari kebutuhan dapur terlebih dalam keadaan seperti saat ini.