Mohon tunggu...
Queen Sarah
Queen Sarah Mohon Tunggu... pelajar -

Leader of Sarah Institute

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Ngawur Ahlussunnah Wal Jamaah

29 Agustus 2013   13:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:39 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengacu pada beberapa hadist perihal perpecahan Umat Islam yang menyebutkan bahwa hanya 1 golongan yang selamat, yakni Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), banyak kelompok Islam mengklaim mereka adalah golongan Aswaja. Bagi yang moderat, mereka menyatakan mereka adalah salah satu bagian dari Aswaja. Dengan kata lain, mereka masih mengakui ada kelompok lain yang berbeda ‘merk’ dengan mereka namun tetap termasuk golongan Aswaja. Bagi yang ekstrim, mereka hanya mengakui bahwa mereka sajalah yang Aswaja. Kelompok selain mereka bukanlah Aswaja.

Kosongnya jadwal hari ini membuatku iseng-iseng mencoba memberi makna Ahlussunnah Wal Jamaah dengan cara yang ngawur. Artinya pemaknaan ini tak ada dasar ilmiah. Namun dengan tidak merujuk pada literatur yang diakui kalangan akdemisi inilah aku bisa ngawur se-ngawur-ngawurnya.

Ungkapan Ahlussunnah Wal Jamaah terdiri dari beberapa kata. Ahlu, assunnah, wa, dan aljamaah.

Kata ahlu dapat dimaknai dengan golongan atau kelompok. Silahkan disalahkan makna ini karena memang tak ada dasar ilmiahnya, atau kamus bahasa yang biasanya digunakan dalam mencari arti dari suatu kata.

Kata assunnah, biasanya merujuk kepada semua yang dari Nabi Muhammad. Baik perkataan, perilaku, atau ketetapan Nabi Muhammad terhadap sesuatu yang tidak diucapkan dan dilakukannya. Karena semua yang ‘berbau’ sunnah menggambarkan Nabi Muhammad, maka ahlussunnah adalah kelompok yang mengikuti Nabi Muhammad. Bagi kalangan diluar Islam, mereka cenderung melihat kehebatan Nabi Muhammad dari sisi moral yang luhur. Sosok yang dikenal Amanat, Disiplin, Ikhlas, dan Berani. Karena itulah, siapapun yang mengaku mengikuti Nabi Muhammad (Ahlussunnah) wajib memiliki moral yang luhur. Kalaupun belum bisa, paling tidak berusaha agar memiliki moral yang luhur. Bagi internal Islam, Nabi Muhammad juga dikenal sebagai sosok yang taat dan rajin beribadah kepada Tuhan.

Aljamaah bisa diartikan sebagai komunitas. Dengan demikian, mereka yang mengaku ahlujamaah haruslah orang yang supel, adaptatif, dan bisa hidup rukun dengan berbagai kalangan. Dimana saja mereka berada, bisa menjunjung tinggi semangat solidaritas dalam komunitas tersebut.

Kedua kata assunnah dan aljamaah, disambung dengan penghubung berupa wa, atau dalam Bahasa Indonesia diartikan dan. Kata dan menunjukkan bahwa keduaya merupakan hubungan seri, yang harus ada semua. Tidak boleh memilih satu saja.

Dengan demikian, makna ngawur dari ungkapan Ahlussunnah Wal Jamaah adalah: “Golongan yang memiliki moral dan semangat beribadah yang tinggi serta menjunjung solidaritas ditempat dan masa dimana dia hidup.” Atau dalam cakupan, dapat pula diartikan “Golongan yang rajin beribadah serta memiliki jiwa nasionalis.”

Sekian pemaknaan ngawur ungkapan Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga bisa “menyesatkan” dan “menggelapkan” bagi yang membacanya. Amiin.

Colo.Sb.Kl.171034.240813.08:41

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun