Mohon tunggu...
qorri aina
qorri aina Mohon Tunggu... Ilmuwan - MAHASISWA

Nama : Qorri Aina NIM : 1903016067 Status : Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Sistem Zonasi dan Perspektif Sosial Ekonomi terhadap Tumbuh Kembang Anak

22 Oktober 2019   08:48 Diperbarui: 22 Oktober 2019   08:52 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki anak dapat dijadikan dasar untuk melakukan proses penilaian dan evaluasi diri sendiri seorang anak dalam mewujudkan orientasi masa depannya. Hal ini harus dilakukan anak agar anak dapat menilai dirinya sendiri apakah mampu mewujudkan harapannya di masa depan. 

Anak perlu melakukan identifikasi hal-hal yang dapat menghambat dan mendukung pencapaian orientasi masa depannya sehingga akan lebih termotivasi untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya. Harapan, tujuan, dan rencana yang telah disusun dan dilaksanakan dalam proses mewujudkan masa depan akan terwujud dengan baik jika anak dapat mengevaluasi dirinya sendiri.(Nurmasari,dkk., Jurnal Pendidikan, No. 11, November 2016).

Dalam hal ini adanya sistem zonasi dengan perspektif social ekonomi dari peran orang tua sangat mempengaruhi tumbuhkembang seorang anak. Disisi lain sistem zonasi menguntungkan beberapa pihak, dengan sekolah sistem zonasi peserta didik akan lebih focus dalam belajar karena tidak terlalu banyak menghabiskan biaya dan tenaga ekstra dalam proses belajar terutama biaya transportasi. 

Bagi peserta didik yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah standar high sedang orangtua nya berasal dari kelas middle-low, hal tersebut dapat memberatkan orangtua sehingga dapat menghambat tumbuh kembang anak. 

Begitu juga peserta didik yang pandai namun tempat tinggal nya dekat dengan sekolah yang kurang memadai, dengan sistem zonasi yang bertujuan untuk meratakan kualitas ketika peserta didik tidak mendapatkan fasilitas yang memadai akan menyebabkan kualitas dari peserta didik tersebut menurun. Hal ini juga dapat menghambat tumbuh kembang seorang anak. 

Namun disisi lain juga merugikan beberapa pihak. Beberapa kaum middle-high berkemungkinan melakukan hal dengan memberikan uang dengan syarat agar anaknya diterima disekolah yang diinginkan. 

Sedang anak yang pandai namun dari keluarga middle-low berkemungkinan untuk tergusur dengan kualitas sekolah yang middle-high, meskipun sekarang dilakukan pencegahan terhadap upaya tersebut. Dalam upaya pemerataan sarana prasarana sekolah juga terkondisi karena dikelompokkan perdaerah dengan kategori tertentu.

Kementerian Pendidikan beranggapan bahwa sistem PPDB sebelumnya, yang menggunakan nilai ujian sebagai basis seleksi penerimaan, cenderung menerima siswa dengan capaian akademik yang relatif tinggi yang umumnya berasal dari keluarga mampu. Konsekuensinya, siswa dengan kemampuan rendah, khususnya yang berasal dari keluarga tidak mampu, terpaksa bersekolah di sekolah swasta atau bahkan berisiko putus sekolah. 

Dengan kata lain, sekolah negeri yang kualitasnya relatif baik dan dibiayai penuh oleh pemerintah justru sebagian besar dinikmati oleh penduduk mampu. Sedangkan, sebagian besar peserta didik dari keluarga tidak mampu bersekolah di sekolah swasta berbayar dengan kualitas yang relatif rendah. (Dharmawan, akses 20 Oktober 2019).

C. KESIMPULAN

Setiap anak membutuhkan pendidikan, pendidikan bagian dari proses tumbuhkembang anak. Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak dari segi lingkungan. Sekolah merupakan salah satu cara memperoleh pendidikan dari pendidikan yang bersifat formal. Ada banyak yang memotivasi anak dalam belajar agar dapat tumbuh kembang seuai dengan usianya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun