Mohon tunggu...
Qori Qonitatuz Zahra
Qori Qonitatuz Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiwa Universitas Airlangga, penulis awam yang punya tugas belajar dan berbuat baik seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perempuan (Tak) Perlu Sekolah Tinggi

7 April 2021   23:02 Diperbarui: 10 April 2021   05:53 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan. (sumber: pixabay.com/MarandaP)

Beberapa waktu lalu saya mendatangi undangan pernikahan teman saya, seorang perempuan. Rona bahagia terpancar dari wajahnya saat saya datang ke rumahnya, maklum waktu itu saya jadi tamu spesial karena tak bisa datang di hari resepsinya. 

Ia satu tahun lebih tua daripada saya, ya masih terhitung usia pembuka di awal 20-an. Sejenak berbincang, kita mulai merambah membicarakan pendidikan. 

Saya tahu dulu ia sempat berkuliah di perguruan tinggi swasta sekitar tempat tinggal saya. Namun ternyata, ia telah berhenti berkuliah.

"Aku sudah capek, Ri. PP (pulang-pergi) rumah (ke) sana jauh, matkulnya berat, apalagi sekarang sudah menikah. Takut ga sempat ngurusin rumah," ujarnya ringan dengan wajah bahagia yang tetap sama, tanpa merasa ada beban.

Saya memaklumi pernyataannya karena lingkungan keluarganya pun begitu, jauh dari kata berpendidikan. Adik perempuannya, yang baru saja tamat sekolah menengah atas, pun tidak berkenan melanjutkan ke sekolah tinggi. 

Anggapan keluarganya masih sama dengan masyarakat desa kebanyakan, sekolah tinggi hanya akan membuang waktu dan uang. 

Jadilah genap seluruh anggota keluarganya yang perempuan bukan tamatan pendidikan tinggi. Bahkan adik-kakak perempuan itu, berhasil tamat hingga sekolah menengah atas menjadi pencapaian yang patut dibanggakan.

Stereotip yang "Merakyat"

Ilustrasi perempuan berpendidikan tinggi (flickr.com)
Ilustrasi perempuan berpendidikan tinggi (flickr.com)

Dahulu saya bersekolah di sekolah negeri terfavorit yang terletak tepat di tengah Kabupaten Jombang. Menurut pandangan awam, sekolah saya gudangnya calon orang-orang sukses. Bisa dilihat dari nama-nama lulusannya yang selalu masuk dalam jajaran universitas terbaik di Indonesia. 

Pastinya stereotip pantangan sekolah tinggi bagi perempuan tidaklah menempel pada siswa sekolah saya. Namun nyatanya, tidak. Dari 16 orang perempuan teman saya, 3 di antaranya tidak berkuliah dan memilih bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun