Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Copywriter yang tertarik pada isu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat | Humas Al Irsyad Purwokerto | Redaktur Suara Al Irsyad

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sedekah Seragam dan Buku Saat Wisuda

6 Mei 2025   16:19 Diperbarui: 6 Mei 2025   19:18 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterbatasan seragam dan buku sekolah (M Latief/Kompas.com) 

Wisuda selalu jadi momen yang ditunggu banyak siswa dan orang tua. Setelah menempuh proses panjang, penuh tugas, ujian, dan cerita, akhirnya sampai juga di titik kelulusan. Ada haru, ada bangga. Tapi saya selalu merasa, ada yang lebih penting dari sekadar seremoninya: bagaimana kita menutup perjalanan itu dengan makna.

Salah satu hal yang akhir-akhir ini saya renungkan adalah tentang seragam dan buku. Ya, dua hal sederhana yang jadi teman setia siswa selama bertahun-tahun di sekolah. Seragam yang sehari-hari dikenakan dengan berbagai kenangan. Buku yang dicoret, ditandai, bahkan kadang jadi bantal darurat saat begadang belajar. Tapi begitu wisuda tiba, seragam itu tak lagi dipakai, buku-buku itu dibiarkan menumpuk.

Padahal, di sekolah yang sama, ada adik-adik kelas yang sedang memulai perjalanan mereka. Tak semua dari mereka punya kemudahan akses seperti kita. Tak sedikit yang harus menambal seragam lama, berbagi buku dengan teman sebangku, atau belajar dari fotokopi yang tak utuh.

Maka, saya membayangkan: bagaimana jika wisuda tak hanya diisi dengan pesta dan foto, tapi juga aksi nyata---sedekah seragam dan buku untuk adik kelas? Sebuah gerakan kecil, tapi sangat mungkin memberi dampak besar.

Ini bukan soal barang bekas. Ini soal nilai. Soal rasa hormat dan cinta terhadap sekolah, terhadap mereka yang meneruskan perjuangan yang sama. Saat lulus, kita tinggalkan bukan hanya ruang kelas, tapi juga warisan kepedulian.

Bayangkan jika setiap lulusan menyerahkan satu stel seragam yang masih layak, satu set buku yang masih bisa dibaca. Bayangkan jika ada momen simbolik, di mana kakak kelas menyerahkan buku ke adik kelas, disertai pesan, "Lanjutkan perjuangan ini." Saya yakin, itu akan lebih membekas dari sekadar foto di backdrop wisuda.

Bagi sekolah, ini bisa jadi langkah sederhana membangun budaya berbagi. Tak harus resmi atau mewah. Cukup ada tempat pengumpulan, tim kecil yang mendata, dan suasana yang hangat. Justru dalam kesederhanaan itulah nilai-nilai besar ditanamkan.

Dalam dunia yang makin individualistik, kita perlu lebih banyak ruang untuk menumbuhkan solidaritas. Dan pendidikan bukan hanya soal lulus, tapi juga tentang apa yang kita wariskan. Bukan dalam bentuk prestise, tapi dalam bentuk nilai.

Saya percaya, sedekah seragam dan buku saat wisuda bukan hanya mungkin. Ia perlu dimulai. Karena dari hal-hal kecil seperti inilah, sekolah tak hanya meluluskan siswa, tapi juga membentuk manusia.

Lebih jauh, gerakan semacam ini bisa menjadi pemantik bagi praktik pendidikan yang lebih transformatif. Sekolah tidak sekadar tempat menuntaskan kurikulum, tetapi juga ruang sosial tempat karakter ditumbuhkan. Ketika sedekah seragam dan buku menjadi tradisi, itu bukan hanya membantu yang membutuhkan, tapi juga membentuk kepekaan sosial sejak dini. Orang tua pun bisa turut terlibat, agar budaya memberi ini tidak berhenti di sekolah, tapi menjadi bagian dari nilai keluarga.

Momen kelulusan yang selama ini identik dengan perpisahan, bisa kita ubah menjadi titik awal menanam harapan. Bukan hanya untuk masa depan pribadi, tapi untuk lingkungan sekitar. Dan semua itu bisa dimulai dengan satu aksi kecil: berbagi milik kita, untuk yang akan meneruskan langkah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun