Kita sepakat bahwa program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia bertujuan memberi mereka kesempatan untuk tumbuh sehat dan cerdas. Namun, ketika muncul usulan menggunakan ikan kaleng kemasan sebagai bahan menu, kita perlu melihat lebih dalam. Ide ini justru bertentangan dengan semangat utama program ini, yang seharusnya menjadi gerakan sosial yang melibatkan kemitraan lokal. Alih-alih memberdayakan masyarakat lokal, penggunaan ikan kaleng malah memperburuk ketergantungan pada industri besar yang tidak memberikan keuntungan langsung bagi ekonomi lokal.
Kemitraan lokal adalah fondasi yang dapat mengubah program ini menjadi lebih dari sekadar penyediaan makanan. Program ini dapat menjadi kesempatan untuk mendukung nelayan, petani, dan pelaku usaha mikro dalam komunitas sekitar, sehingga tercipta keberlanjutan ekonomi. Dengan memilih bahan pangan lokal---seperti ikan segar dari nelayan setempat---kita tidak hanya memberi anak-anak makanan yang lebih sehat, tetapi juga memberdayakan mereka yang memproduksi bahan pangan itu. Hal ini penting untuk menciptakan ketahanan pangan yang sejati, di mana semua pihak terlibat dalam menjaga keberlanjutan.
Ikan kaleng, meskipun praktis, berasal dari industri besar yang sering kali tidak mendukung pelaku usaha lokal. Sumber daya yang digunakan untuk memproduksi ikan kaleng biasanya berada jauh dari komunitas yang membutuhkan, meninggalkan potensi pemberdayaan masyarakat setempat. Dengan mengandalkan produk massal semacam ini, kita kehilangan kesempatan untuk memperkuat perekonomian desa dan menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, memilih kemitraan lokal memberikan manfaat jangka panjang dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya konsumsi pangan lokal yang sehat dan ramah lingkungan. Hal ini mengajarkan anak-anak untuk lebih peduli pada sumber daya yang ada di sekitar mereka, sekaligus membentuk mereka menjadi individu yang menghargai pentingnya keberlanjutan dan kearifan lokal.
Program makan bergizi gratis, jika dilaksanakan dengan prinsip kemitraan lokal, akan lebih dari sekadar memenuhi standar gizi atau mencapai angka partisipasi. Ini adalah peluang untuk menciptakan gerakan sosial yang menguatkan solidaritas antarkomunitas dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya keberlanjutan. Program ini dapat menjadi simbol perubahan yang lebih besar, yang melibatkan masyarakat, dunia usaha, dan lembaga sosial yang peduli terhadap masa depan bangsa.
Jika kita memilih ikan kaleng kemasan, kita kehilangan kesempatan untuk menciptakan sistem pangan yang berbasis pada potensi lokal. Sebaliknya, dengan mengutamakan bahan pangan lokal, kita akan menciptakan ekosistem yang lebih saling mendukung. Ini bukan hanya tentang memberi makan anak-anak hari ini, tetapi juga membangun masa depan yang lebih cerah untuk mereka, serta untuk ekonomi desa dan masyarakat kita secara keseluruhan.
Program makan bergizi gratis yang sukses tidak hanya mengandalkan kepraktisan atau biaya murah. Ini adalah tentang pemberdayaan masyarakat lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memberikan anak-anak kita makanan yang lebih segar dan bergizi. Kemitraan lokal adalah kunci untuk mewujudkan program ini secara berkelanjutan, dan hanya dengan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita dan seluruh bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H