Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo, yang Digadang Kemudian Ditikam Pendukungnya

13 Juli 2019   18:39 Diperbarui: 13 Juli 2019   20:43 4747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Sabtu 13 juli 2019 adalah hari yang bersejarah bagi Indonesia, dimana 2 tokoh utama yaitu Jokowi dan Prabowo bertemu untuk rekonsiliasi. Lebih seperti kejutan bagi segenap warga bangsa Indonesia, tentu saja kejutan yang membahagiakan karena setelah alot dan panas bertarung di Pilpres, akhirnya bertemu untuk yang pertama kalinya.

Panasnya pertarungan perebutan jabatan Presiden ini sangat menarik disimak, yang paling diingat adalah betapa kerasnya dihembuskan politik identitas. Pada mulanya adalah ide dari Mardani Ali Sera dengan Tagar #2019GantiPresiden, sebagai batu loncatan untuk memulai perang Pilpres 2019. Sontak membelah masyarakat menjadi 2, yang #2019GantiPresiden (PKS, Gerindra) dan yang bukan. 

Tagar itu menjadi sangat tajam, ketika sayap kekuatan Islam di kubu Prabowo menggelar ijtima ulama dan menetapkan Prabowo sebagai Capres. Kemudian setan gundul masuk ke barisan itu, dengan menajamkan isu agama dan juga fitnah pada Jokowi dengan narasi basi: PKI, Cina, Liberal dst. Setan gundul Prabowo ini sangat mendominasi media sosial dengan serangan-serangan tajam.

Tak hanya di media sosial, tapi juga sampai daratan dengan membentuk front emak-emak, laskar puritan dan juga anasir-anasir HTI yang sakit hati karena dibubarkan. Tugas mereka untuk mendukung Prabowo hanyalah kamuflase, hal ini terpantau Pusat Kajian Strategis GP Ansor, dan tak mampu disanggah. Baca disini: Kubu Prabowo Ogah Komentari Gus Yaqut 

Gus Yaqut mengingatkan hal tersebut, karena penunggang tersebut pada dasarnya tidak pernah setuju dengan sistem politik manapun, termasuk Indonesia. Suatu saat pasti akan meledak kekuatan ini, dan hal tersebut terbukti pada demo ricuh di Bawaslu. Baca disini: Tiga Kelompok Penunggang Gelap Aksi 22 Mei yang Berhasil Diungkap Polri

Ketika Prabowo meminta pendukungnya untuk jangan beraksi, setan gundulnya tetap beraksi. Sengkuni republik yang di masa tuanya bukan sibuk mencari tuhan, tapi berperan jadi provokator.

Kegalauan justru ada pada kubu Prabowo, karena susah membedakan mana yang benar-benar berjuang atas nama konstitusi dan mana yang cuma menunggang.

Hari ini sangat bersejarah, bukan karena rekonsiliasinya saja tapi juga terbongkarnya setan gundul di kubu Prabowo. Hari ini mereka kelojotan, kehilangan pegangan dan tentu saja kehilangan tempat untuk ajukan proposal. Baca: Pertemuan Jokowi dan Prabowo membuat alumni 212 Speechless 

Di media sosial terutama twitter juga tersemat trending topic: Prabowo, dimana ketika di klik isinya adalah sumpah serapah pada Sang jenderal dan juga aksi blokir akun twitter Prabowo dan juga Gerindra. Kelompok setan gundul ini bukanlah pendukung Prabowo, mereka cuma sekumpulan orang dengan pamrih yang juga sangat membenci Jokowi.

Mereka sampai detik ini masih mengobarkan permusuhan dan kebencian dengan niat damai rekonsiliasi ini. Mereka adalah agen dari status quo yang nantinya menjadi gerbang bagi masuknya kekuatan yang ingin memporak porandakan Indonesia. Mereka ini yang harus diwaspadai keberadaannya di Indonesia. 

Bisa dilihat pada tab reply akun official Partai Gerindra https://twitter.com/Gerindra/status/1149913350760910850?s=20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun