Sekarang ini adalah sebuah masa "habis-habisan" dalam sebuah periode pemilihan presiden.
Masa habis-habisan adalah ketika strategi tim kampanye sudah saling terbuka telanjang sehingga satu sama lain bisa saling mendeteksi serangan, untuk melakukan serangan balasan untuk lawan.
Serangan demi serangan terjadi, setiap hari bisa kita lihat di media sosial maupun media online frekuensinya makin tinggi dan media menjadi sangat berisik. Capres 02, Prabowo-Sandi narasi serangannya relatif sama yaitu dengan strategi sebar hoax sejak, opini menyesatkan dan politisasi agama dengan sangat vulgar.
Hampir setiap hari ulama-ulama debutan yang dipakai oleh tim Prabowo-Sandi menebar isu dengan narasi perang badar, seolah Pilpres 2019 ini adalah puncak dari perjuangan yang sudah mereka susun sejak peristiwa "Sujud Syukur 2014" lalu. Semacam mengelola dendam lama, dimoderasi kemudian untuk dipakai di Pilpres 2019.
Apakah hal itu sah? Kalau dari sisi konstitusi memang bisa diperdebatkan melalui celah-celah hukum sehingga menjadi seperti sah dan konstitusional. Tapi Pilpres adalah dagangan yang tidak hanya soal konstitusi tapi juga menyangkut nilai-nilai kebaikan, karena yang menjadi akhir dari semua peperangan ini adalah untuk memenangkan Indonesia dan menjaga 4 pilar kebangsaan yang merupakan konsensus final dalam berbangsa dan bernegara, sesuai cita-cita founding father Republik Indonesia.
Jokowi adalah representasi dari nilai-nilai kebaikan itu sendiri, cara menilai hal tersebut bisa dengan mudah ditemukan tanpa harus menunggu para ahli dan pakar. Cukup buka twitter dan media online, searching saja berita atau cuitan anak-anak Jokowi, belum lama kemarin heboh di media sosial tentang cuitan CEO bukalapak.Â
Dan apa tanggapan Gibran anak Jokowi soal riuh kabar bukalapak?
"Saya pikir #unistallbukalapak itu tll berlebihan (dan norak). Pelaku umkm seperti saya sangat terbantu dgn adanya @bukalapak. Brand jas hujan saya gak akan bisa seperti skrg kl gak dibantu mas @achmadzaky," demikian cuitan Gibran lewat akun Twitter @Chilli_Pari, seperti dilihat, Sabtu (16/2/2019).
Gibran adalah sebuah nilai kebaikan dari Jokowi, ketika ramai kubu saling serang, Gibran dengan perspektif kekinian, yang kemudian dilanjutkan besoknya Jokowi menerima Zaky dan riuh bukalapak adem dengan sendirinya. Kenapa bisa seperti itu? Karena Jokowi adalah nilai kebaikan, bukan cuma sekedar Capres Petahana yang kita perjuangkan menang, tapi nilai kebaikan Jokowi yang akan memajukan Indonesia ini kedepan.
Bikin isu sejak 2014 bahwa Jokowi PKI, belum lama ini Hashim malah membuka pintu untuk PKI dukung Prabowo-Sandi (padahal PKI sudah bubar dan mereka kemakan isu mereka soal PKI alias halu).Â