Mohon tunggu...
Media pencari ilmu
Media pencari ilmu Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari ilmu

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying Faktor Terbesar Orang Bunuh Diri, Benarkah?

24 Februari 2020   22:19 Diperbarui: 24 Februari 2020   22:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bullying adalah segala perilaku yang merugikan, mengintimidasi, bahkan menyakiti orang lain yang dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang. Seperti yang sama-sama kita ketahui belakangan ini beberapa media marak memberitakan tentang bullying, yang tidak lain adalah ulah oknum yang tidak bertanggung jawab yang melayangkan ujaran kebencian kepada orang lain. Ternyata bullying merupakan salah satu hal yang harus jadi fokus kita saat ini, karna tak sedikit dari korban bullying yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Jangan sampai adalagi korban-korban berjatuhan hanya karna bullying.

Saat ini bullying tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa saja, tetapi juga di kalangan anak-anak, mereka yang mengalami bullying akan kehilangan percaya diri, merasa cemas, depresi serta takut melakukan kesalahan dan menganggap diri mereka tidak berharga. Mereka seakan dituntut untuk tampil sempurna, padahal telah kita ketahui bersama bahwa tidak akan ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan sesuai dengan porsinya masing-masing.

Sekilas memang bullying terdengar seperti masalah sepele tetapi berdampak besar bagi si korban bullying, seperti berita yang banyak beredar saat ini adalah seorang bocah laki-laki yang mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin bunuh diri karna tidak tahan dengan bullyan teman-temannya, rasanya sangat miris melihat bocah yang tak bersalah harus menanggung akibat dari perkataan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Tak sedikit korban yang berjatuhan akibat bullying ini, sudah menjadi tugas kita bahwa tidak ada salahnya menerima kekurangan orang lain, saling toleransi, dan saling membantu dan bukan malah saling mengintimidasi satu sama lain. Hal itu lebih baik daripada terus mencari kesalahan orang lain tanpa sadar kekurangan dan kesalahan diri sendiri.

Menurut saya toxic relationship adalah salah satu circle pertemanan yang harus kita hindari, karna hal tersebut tidak baik bagi kesehatan mental dan keberlangsungan hidup kita. Kita berhak mendapatkan kebebasan dan kenyaman hidup masing-masing tanpa mencampuri pribadi orang lain. Orang-orang yang melakukan bully menganggap bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan remeh temeh seperti berkata 'eh, lo kok gendutan sih? Lo kok iteman sih? lo kok kurusan sih? kalimat yang terdengar sederhana memang tapi sangat berakibat fatal pagi orang yang bersangkutan, atau biasa kita sebut dengan istilah body shaming.

Saya berharap setelah banyaknya korban yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, tidak akan ada lagi kasus-kasus serupa, tidak ada lagi orang-orang yang menganggap fisik adalah hal utama. Dan teruntuk teman-teman yang mungkin saat ini sedang mendapat bullyan dari orang-orang sekitar semoga bisa segera sembuh dari lukanya, coba dengan cara mengkomunikasikan perasaan dengan orang-orang terdekat dan lebih bisa mencintai diri sendiri. Dan teruntuk orang-orang yang mungkin sering menjadikan kekurangan orang lain sebagai bahan olokan semoga segera Allah sadarkan dan tidak akan ada lagi kasuh bunuh diri akibat bully.

Ika Sari Rahmawati Z

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun