Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi Lebih Baik dalam Berkomunikasi dengan Analisis Transaksional

16 Mei 2023   15:25 Diperbarui: 24 Mei 2023   12:15 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Berkumpul dengan teman. (Foto: Heftiba on Unsplash)

Kita mengenal banyak orang, dan akan terus menemui lebih banyak orang untuk kita kenal.

Secara natural, ada orang-orang yang nyambung dengan kita secara instan, tapi ada juga orang-orang yang sulit dipahami.

Nyambung di sini maksudnya bukan sekedar saling memahami apa yang dikatakan, tetapi juga merasa terhubung dan dipahami dalam berkomunikasi. 

Memahami apa yang dikatakan adalah bagian dari ranah kognitif, sedangkan merasa terhubung dan dipahami sudah masuk ke ranah emosional.

Salah satu cara untuk menjadi lebih nyambung adalah dengan menyesuaikan ego state. Ego state dibahas dalam teori analisis transaksional. Apa itu analisis transaksional?

Analisis Transaksional

Di dunia yang penuh dengan distraksi dan perubahan, analisis transaksional menawarkan secercah harapan; sebuah jalan menuju keterhubungan yang otentik. 

Analisis transaksional memberi kita alat untuk memahami bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga dinamika yang mendasarinya, termasuk pesan yang tidak terucapkan, emosi yang tersembunyi, dan isyarat halus yang membentuk interaksi kita.

Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne pada tahun 1950-an dan 1960-an. Berne adalah seorang psikiater yang mengamati bahwa pola komunikasi antar individu seringkali mencerminkan pengalaman dan hubungan mereka di masa lalu. 

Dia percaya bahwa orang dapat mengubah pola komunikasi mereka dengan menjadi lebih sadar akan ego state mereka dan orang lain.

Ego state sendiri secara harfiah dapat berarti keadaan ego. Ego di sini diadopsi dari konsep ego milik Freud, yang tidak sama dengan apa yang dipahami masyarakat secara umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun