Selama masa pandemi Covid-19 ini banyak orang yang meluangkan waktu kosongnya untuk memasak.Apalagi sosial media saya belakangan ini dipenuhi dengan banyak konten memasak. Dimulai dari cara membuat croffle, permen dalgona, dalgona coffee, dan masih banyak lagi. Dapat diakui memang, memasak di rumah dapat berfungsi sebagai pelarian ketika kegiatan di luar seperti bioskop, mall, dan pusat perbelanjaan lainnya diberhentikan dan ditutup. Sebagai salah satu pengisi kegiatan di rumah. Dikarenakan diharuskannya kita di rumah memasak menjadi salah satu alternatif yang sangat tepat sebagai pelarian dari penat nya karantina mandiri di rumah.
Fenomena pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, memaksa kita semua untuk meng isolasi diri kita dari ancaman virus yang tidak bisa kita deteksi keberadaannya dengan mata telanjang. Secara tak langsung membuat seluruh rencana dan rutinitas kita berubah. Nahh maka dari itu salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan di rumah adalah memasak.
Hasil survei Bank DBS terhadap konsumen di Indonesia menunjukkan sebanyak 69% responden memilih memasak di rumah setelah Covid-19 merajalela di seluruh negeri.Proporsi tersebut meningkat dibandingkan masa sebelum pandemi, yang sebesar 42%. Dari hasil responden juga angka jaasa pesan-antar dari restoran meningkat, masing-masing 18% dan 8%. Sedangkan, responden yang memilih untuk makan di luar rumah merosot drastis, yaitu dari 35% menjadi hanya 5%.
  Â
 Maka dari itu jika dilihat dari survei yang dilakukan oleh Bank DBS terhadap konsumen menunjukkan naiknya minat memasak di rumah yaitu sebanyak 69%, dan juga meningkatnya jasa pesan-antar dari restoran dan bahkan pengusaha makanan kecil-kecilan juga meningkat. Dari hasil survei ini kita dapat meilhat bahwa memasak merupakan hobi sekaligus sebagai mata pencaharian untuk sebagian orang.
