Mohon tunggu...
QA Devi Hiy
QA Devi Hiy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Sudah Benar?

23 September 2018   10:25 Diperbarui: 23 September 2018   11:05 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.oshodhara.org.in

Mengenai Indonesia, sudah berapa banyak anda membaca artikel tentang bangsa yang besar ini?

Tentu begitu banyak, setiap hari anda akan disuguhi catatan masyarakat yang memuji dan mengkritisi bangsa yang besar ini. Sebuah bangsa yang besar dengan segala hal di baliknya.

Tak hanya masyarakat Indonesia tentunya yang menjadi hal biasa bila mengkritisi bangsanya sendiri, namun bangsa lain juga ikut melirik dan mengkritisi bangsa ini.

Saat mendengar bangsa Indonesia yang terbayang pada benak saya hanya satu kata yakni beragam. Saya yakin anda semua juga begitu. Siapa lagi yang tak mengenal Indonesia sebagai bangsa yang beragam?

Dimulai dari rakyatnya yang beragam. Bahasanya yang beragam. Sumber daya alam yang beragam.Keyakinan yang beragam. Sejarahnya yang beragam hingga polemik berkepanjangan yang juga beragam.

Bagian mana dari tubuh Indonesia yang masih suci tidak tersentuh polemik?

Hal apapun yang tumbuh dari bangsa ini, pada akhirnya akan selalu menjadi sebuah masalah yang berlarut-larut. Bangsa yang isinya keberagaman ini mulai dulu kok begitu-begitu saja, cuit negara tetangga yang ikut nimbrung. Pemerintah mengeluarkan kebijakan demi kepentingan bangsa katanya, Sedangkan rakyatnya yang bagian mengkritisi.

Seperti kebijakan ekonomi jokowi yang dikritik habis-habisan oleh ketua umum Partai Bulan Bintang, Yusril ihza mahendra "Di negara manapun di dunia ekonomi sedang menurun, maka tidak ada pemerintah yang meningkatkan kenaikan pajak yang membuat keadaan lebih terpuruk, kecuali Jokowi." Tegasnya saat jumpa pers satu tahun pemerintah Jokowi-JK dikantor pusat DPP PBB.

Juga kebijakan Jokowi yang membagi-bagikan sertifikat gratis pada masyarakat dikritik begitu pedas oleh mantan Ketua Majelis Perwakilan Rakyat, yang sekarang menjabat sebagai ketua majelis kehormatan PAN, Amin Rais. Ia mengatakan program bagi-bagi sertifikat tanah itu pengibulan karena ada 74 persen tanah di negeri ini dikuasai kelompok tertentu, pemerintah dinilai diam saja.

Dan kebijakan-kebijakan lain yang selalu disudutkan oleh para kritikkus. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah akan Menjadi santapan lezat bagi para pengkritik. Tapi menurut saya kritik pedas bahkan tajam pun tidak akan pernah mampir dihadapan penguasa,

Bagian mana yang berubah baik setelah dikritik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun