Mohon tunggu...
Andhika Prasetya Wijaya
Andhika Prasetya Wijaya Mohon Tunggu... Human Resources - Catatan Jalan-jalan

Experienced facilitation improvement and learning management with a demonstrated history of working in the financial services industry and non-profit volunteering organization. Skilled Education Development, Creative Concept Design, and Training Facilitation. Bachelor's degree focused in Psychology from Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona dan Sejarah Coban Jahe

28 September 2019   20:34 Diperbarui: 28 September 2019   20:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aliran sungai di dekat Coban Jahe yang segar namun memiliki arus yang cukup kuat dan batu-batu besar yang licin. (dokpri)

Perkembangan pariwisata alam di Indonesia saat ini nampak semakin menggeliat, terlihat dari antusias para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. 

Beberapa wisata alam di Indonesia masih banyak yang belum dikatahui oleh masyarakat luas. Begitu juga di kawasan Malang Raya yang sangat luas dan menyimpan keindahan alam yang luar biasa. 

Jika selama ini air terjun atau biasa disebut coban oleh masyarakat Malang, yang cukup terkenal adalah coban rondo, coban talun ataupun coban pelangi. 

Ternyata Tumpang menyimpan coban yang tak kalah indah, bahkan lebih indah dari air terjun yang selama ini dikenal di Malang Raya. 

Salah satu potensi alam di Tumpang yang wajib dikunjungi adalah Coban Jahe, salah satu air terjun yang masih terjaga keaslian alamnya serta dibumbui dengan kisah heroik sejarah perjuangan kemerdekaan. 

Saat mendengar kata jahe pasti akan terbayang tentang salah satu jenis rempah yang biasa digunakan untuk minuman. Namun maksud Jahe yang disematkan pada coban ini bukan merupakan nama dari salah satu jenis rempah tersebut. 

Dulu ketika jaman Belanda, para pahlawan berperang di sekitar pintu masuk coban jahe yang berbukit-bukit. Namun sayang mereka kalah dan mendapat serangan bertubi-tubi hingga semua pasukan meninggal disana. 

Sehingga untuk mengenang perjuangan para pahlawan digunakan kata Jahe yang berasal dari bahasa jawa 'pejahe' berarti meninggal dunia. Konon, taman makam pahlawan tersebut sempat akan dipindahkan karena jauh dari pemukiman warga tapi tidak dapat terlaksana karena sesuatu hal. 

dokpri
dokpri
Dari Taman Makam Pahlawan kita akan menemui gerbang masuk yang hanya terdapat papan sederhana bertuliskan Coban Jahe. Melanjutkan perjalanan lewat jalanan makadam, persawahan dan bukit-bukit dipagari pohon mahoni yang berjajar-jaran menambah keasrian suasana pagi itu. 

Sangat mengesankan karena ketika kami sampai disana masih belum ada penjaga maupun pengunjung lain, sehingga coban jahe serasa menjadi tempat privat untuk kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun