Mohon tunggu...
Yoga Sadhu
Yoga Sadhu Mohon Tunggu... Guru - Hanya Pemula

Blog :yogasadhu23@blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Idul Fitri, Momen Menurunkan Tensi Panas Politik

10 Juni 2018   21:20 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:24 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.oasiverdeasanpietro.it

Beberapa bulan belakangan ini pemberitaan di media massa mengenai politik kian panas. Serang, serang, serang, serang, dan  serang layaknya peperangan antara kubu pemerintah dan oposisi  membuat suasana damai dan bersatu seakan sudah musnah. Hal ini dibuktikan dengan kabar yang viral belakangan ini yaitu tentang Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie dituduh berselingkuh dengan Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama. 

Bukan hanya itu, pendukung Jokowi pun tak tinggal diam. Jalan tol hasil kerja Jokowi pun, dipasang spanduk berbau sindiran terhadap pihak oposisi #2019 ganti presiden. Sebenarnya perang politik seperti ini sudah lama dikobarkan. Sindiran demi sindiran tajam terus dilontarkan kedua kubu. Instagram, facebook, dan twitter pun dipenuhi akun politik baik dari kubu pro Jokowi atau pemerintahan maupun kubu oposisi yang tentunya akan menyerang dan berusaha mencari titik lemah masing-masing kubu.

Politik memang ada persaingan. Hal itu memang tidak terhindarkan. Namun, apakah karena politik dan kekuasaan kita lupa bahwa kita saudara ?. Saat ini apa yang dilakukan oleh kubu Jokowi dan oposisi pun begitu jauh dari kata persaudaraan sebangsa dan setanah air. Saling ejek, saling fitnah, dan Isu Agama selalu menjadi peluru perang bagi kedua kubu. 

Keinginan berkuasa, dan ketenaran mengalahkan segalanya. Saat Indonesia kita tercinta ini berdiri, para pendiri bangsa dan rakyat pun selalu meneriakan persatuan karena mereka sadar bahwa untuk mewujudkan bangsa yang besar seperti ini tidaklah mudah. Perjuangan keras para pahlawan bangsa sampai berkoban nyawa, demi terbentuknya negara kesatuan. Dengan kerasnya usaha dari pendahulu kita apakah kita, penerusnya harus melupakan persaudaraan di negeri sendiri ?.

Bukan tanpa alasan nengapa tensi politik yang panas saat ini betakibat buruk. Perpecahan sebenarnya sudah terjadi di dunia maya. Dari posting, komentar, hingga pernyataan yang tidak pantas kerap bergema hingga tentunya membuat kita berpikir apakah Indonesia akan benar-benar utuh setelah melewati tahun politik ini, atau justru perpecahan ini akan tetjadi di dunia nyata ?. Semoga saja tidak. Untuk itulah gencatan senjata panas politik perlu dilakukan. Kemajuan Indonesia sebenarnya bukan hanya dari pemerintah saja, melainkan dari kita sendiri. Bagaimana Indonesia bisa maju jika kita saja masih melupakan bahwa kita satu tanah air ?. 

Hari Raya Idul Fitri yang mana merupakan hari kemenangan harus menjadi momen kedua kubu politik yang bertikai untuk saling berdamai, memaafkan, dan berkomitmen menjaga persatuan bangsa. Mohon maaf lahir dan batin pun harus diucapkan antar kubu politik. Lupakan pertikaian dan peperangan panas yang tidak berguna, karena sebenarnya tujuan politik adalah menjadikan negara maju, aman, dan damai. Untuk itu, setelah perayaan Idul Fitri tentunya setiap kubu politik akan bertarung secara sehat. 

Indonesia, memang butuh kemajuan dan kemajuan itu berasal dari seluruh rakyat Indonesia. Jika kita hanya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin saja, namun setelah itu kembali bertikai secara tidak sehat, akan membuat ucapan dan perayaan Idul Fitri pun tidak ada gunanya. Hal itu karena hari raya tujuanya adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. 

Di Hari Raya ini semua elemen terutama kubu politik pun merenungkan diri atas berbagai pertikaian politik panas yang sebenarnya hanya merugikan kedua kubu. Untuk itulah, dalam momen ini, genggamlah tangan bersama, jaga persaudaraan, tumbuhkan persatuan, dan fokuslah untuk menciptakan tujuan bersama yaitu menciptakan negara menjadi maju, damai, dan sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun