Mohon tunggu...
Putu Suasta
Putu Suasta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Alumnus UGM dan Cornell University

Alumnus UGM dan Cornell University

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bali Mesti Berani Mengurangi Ketergantungan pada Pariwisata

18 Mei 2021   13:48 Diperbarui: 18 Mei 2021   16:47 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pariwisata Bali (Kompas.com)

Selama beberapa dekade, Pulau Bali bersandar pada penerimaan dari sektor pariwisata sebagai fundamen pertumbuhan ekonomi. Pulau Dewata telah begitu identik dengan bisnis turisme dan telah merasa mapan dengan bidang tersebut. Tapi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari satu tahun sekali lagi membuktikan bahwa sektor pariwisata sangat rapuh, bahkan lebih rapuh dari yang pernah dipikirkan sebelumnya.

Kerapuhan pariwisata Bali sebagai basis kehidupan ekonomi tergambar jelas pertama kali paska peristiwa Bom Bali I dan II. Hampir semua pelaku ekonomi yang berkaitan dengan bisnis pariwisata menjerit, harus pontang-panting hanya untuk sekedar bertahan. Penerimaan dari sektor pariwisata yang merupakan andalan pulau tersebut terjerembab ke angka terendah. Tapi pelan-pelan ekonomi dapat pulih kembali dan bisnis kembali menggeliat, daya beli masyarakat kembali ke keadaan normal.

Kini pandemi Covid-19 memberi hantaman lebih parah dan kelesuan ekonomi yang diakibatkannya melebihi ekses Bom Bali I dan II. Berbagai restoran dan hotel terpaksa tutup, diikuti dengan aneka bisnis kecil (UMKM) yang gulung tikar. 

Kota-kota wisata di Bali seketika mirip dengan kota-kota mati. Tak ada geliat ekonomi yang berarti.  Daya beli masyarakat melorot jauh dan belum tampak tanda-tanda situasi sulit akan segera berakhir. Belum juga kita ketahui sejauh mana pandemi ini akan terus merongrong fundamen ekonomi salah satu destinasi wisata terkenal di dunia tersebut.

Perspektif Baru

Kerapuhan sektor pariwisata mesti disikapi dengan pengembangan berbagai sektor-sektor lain secara lebih serius agar Pulau Dewata memiliki benteng pertahanan ekonomi yang lebih kokoh. Untuk itu dibutuhkan perspektif baru. Pariwisata semestinya tidak ditempatkan sebagai fundamen, tetapi sebagai pendorong pertumbuhan saja.

Di luar sektor pariwisata, Bali sesungguhnya memiliki banyak potensi lain yang masih terbuka lebar untuk dikembangkan mualai dari pertanian, hasil laut, kerajinan hingga industri kreatif. Hanya saja, selama ini sektor-sektor tersebut kalah pamor dengan pariwisata sehingga kurang mendapat sorotan untuk ditangani secara lebih baik.

Sebagai gambaran, menurut data BPS Bali nilai ekspor pulau tersebut pada Maret 2021 mencapai USD 47,60 juta yang merupakan akumulasi dari ekspor hasil laut, pertanian, kerajinan dan berbagai industri lain. Jika ditambahkan dengan nilai perdagangan domestik (non-ekspor) akan semakin jelas bahwa bahwa Pulau Dewata sesungguhnya termasuk daerah yang kaya dari sedi SDA dan SDM.

Dengan kata lain, Bali sesungguhnya dapat menghidupi dirinya sendiri dan terus bertumbuh tanpa tergantung pada pariiwisata jika sektor-sektor lain dikelola lebih serius. Pulau ini diberkahi dengan para seniman dan para perajin kreatif yang jika dikapitalisasi dengan baik dapat menumbuhkan industri kerajinan dan industri kreatif yang melibatkan lebih banyak masyarakat.

Sebagai sebuah pulau, Bali juga memiliki potensi hasil laut yang dapat menerap banyak tenaga kerja jika dikeola dengan maksimal. Garam Pemuteran (Buleleng) saat ini telah menarik minat Jepang dan telah melakukan order 2 ton per tahun. Ini dapat dikembangkan menjadi produk khas, misalnya Bali Salt. Produksi perikanan tangkap dan budidaya biota laut di daera lain di Bali juga tergolong besar sebagaimana tampak dalam nilai ekspor yang dirangkum BPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun