Mohon tunggu...
Putu Eggy
Putu Eggy Mohon Tunggu... Lainnya - enjoyyy

Destroy and borredom

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalis Sekarang Dituntut Lebih Terampil

3 Maret 2021   12:58 Diperbarui: 3 Maret 2021   13:15 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jurnalisme, sumber: I.toolbox.com

Penjelasan perbedaan proses jurnalisme dulu dan sekarang yang menuntut jurnalis memiliki skill multimedia.

Multimedia seperti yang sudah dibahas pada artikel saya membawa perubahan yang besar di dunia jurnalistik. Sekarang jurnalis dituntut memiliki skill lebih untuk mempu menghasilkan produk multimedia. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai perbedan proses jurnalisme dulu dan sekarang.

  1. Lebih Menarik

Produk yang dihasilkan harus menarik karena sekarang audiens memiliki kendali yang lebih besar dari sebelumnya. Berkat perkembangan teknologi khususnya internet, audiens tidak lagi pasif dan berita mengalir sudah tidak satu arah. Sebelumnya dengan koran pembaca hanya terbatas dengan membalikan halaman koran dan membaca konten sebatas teks dan gambar. Sekarang audiens memiliki kendali, audiens dapat mengklik konten yang ingin dilihat. Dengan adanya multimedia berbentuk teks, gambar, video, atau interaksi maka audiens dapat memilih sendiri cara atau alur audiens melihat berita. Audiens dapat memilih subtopik mana yang ingin dilihat terlebih dahulu. Dari hal ini, maka konten yang diproduksi jurnalis harus menarik secara visual supaya audiens tergoda untuk melihatnya. 

  1. Lebih Lengkap

Produk akhir media yang memiliki bentuk yang banyak tentu membutuhkan proses produksi yang lebih panjang dari sebelumnya. Misal jurnalis dulu hanya perlu melakukan pencarian berita dan menuangkannya dalam koran versi teks dan gambar, sekarang jurnalis harus memiliki skill lebih untuk mampu menyajikan konten dalam model yang lebih beragam. Hal yang perlu diperhatikan adalah walaupun informasi disajikan dalam bentuk yang berbeda, konten pada tiap media harus saling melengkapi. Hindari pengulangan informasi karena dapat membuat audiens bosan dan kehilangan ketertarikan. Contoh pengulangan atau repetisi adalah informasi yang sama diberikan dalam bentuk teks dan dalam bentuk audio. Konten yang baik adalah ada integrasi media yang saling melengkapi.

  1. Storytelling

Kelebihan jurnalisme sekarang adalah produsen dan konsumen berita tidak lagi dibatasi oleh jumlah halaman. Storyteling adalah menyampaikan informasi dengan bentuk cerita. Hal ini dilakukan supaya audiens memiliki pemahaman yang sama dan dapat dimengerti dengan cepat dan mudah. Multimedia memungkinkan storytelling dapat dengan baik dilakukan karena bentuk output yang beragam membuat audiens lebih tertarik untuk mengerti. Hal ini juga mendukung jurnalis dapat menjadi whistleblower yang lebih efektif karena audiens dapat memahami permasalahn yang ada dengan lebih mudah.

Dengan perbedaan diatas tersebut maka terdapat perubahan keadaan bagi jurnalis. Menurut McAdams(2014) terdapat beberapa ketentuan baru dalam pencarian jurnalis. Salah satunya adalah memiliki skill lebih untuk membuat konten multimedia. Jurnalis tidak hanya mampu menghasilkan berita yang berbobot namun juga menarik. Tidak hanya menulis beberapa hal yang mungkin perlu dipahami adalah seperti pembuatan video dan coding karena interaksi dan video adalah salah satu output dari jurnalisme multimedia. Beberapa pekerjaan menjelaskan bahwa secara utama, jurnalis harus mampu memproduksi konten dalam bentuk teks, gambar, video, dan interaksi dalma perkerjaan sehari-harinya.

Contoh produk multimedia di Indonesia adalah VIK atau Visual Interaktif Kompas. Beberapa media besar juga sudah memiliki halaman interaktifnya seperti antara yang memiliki halaman interaktif untuk beberapa topik pada setiap minggunya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun