Mohon tunggu...
Putu Djuanta
Putu Djuanta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keen on capital market issues, public relations, football and automotive | Putu Arya Djuanta | LinkedIn | Yatedo | Twitter @putudjuanta | https://tensairu.wordpress.com/ | https://www.carthrottle.com/user/putudjuanta/

Selanjutnya

Tutup

Bola

Benarkah Raheem Sterling Hanya Bisa Berlari Cepat?

24 Juli 2015   08:34 Diperbarui: 24 Juli 2015   08:34 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Raheem Sterling, sumber : Kompas"]

[/caption]Saya tertarik untuk membuat artikel baru tentang Raheem Sterling yang akan berusia 21 tahun pada Desember nanti. Selain kepindahan Bastian Schweinsteiger ke MU, topik mengenai Sterling menjadi terkenal karena nilai transfer yang dianggap ‘mahal’ ketika berganti kostum menjadi pemain the citizens. Secara kasat mata, nilai 49 juta pound bukanlah nominal yang terlalu tinggi buat klub milik Sheikh Mansour. Menurut data dari Forbes, City berada di peringkat 5 klub terkaya dengan valuasi sekitar $1.375 M, jauh di atas Liverpool yang berada di peringkat 8 dengan valuasi sekitar $982 M.

Jika menengok peta kekuatan klub 4 besar, hadirnya Sterling bisa menjadi berkah buat Manchester City. Setelah gagal mempertahankan gelar liga musim lalu, pelatih Pellegrini butuh pemain yang bisa mengimbangi determinasi Kun Aguero.  Di Premier League, setiap klub tentu mengenal istilah kick and rush. Idealnya, setiap klub memerlukan pemain visioner yang sanggup berlari cepat. Untuk hal ini, Chelsea bisa dibilang paling beruntung karena memiliki Hazard dan Oscar. Dengan adanya Willian di lini tengah dan Diego Costa sebagai target man, keduanya bisa menjadi nyawa permainan Chelsea.

Buat seorang gelandang serang dan striker, kemampuan berlari cepat adalah aset yang penting. Sebagai striker amatiran, saya pernah merasakan manfaat tersebut semasa kuliah beberapa tahun lalu. Saat diadakan Olimpiade Budaya (FIB UI), jurusan saya berhasil menang atas Sastra Rusia yang merupakan finalis pada tahun sebelumnya. Sempat tertinggal 1-0, tim kami mampu membalikkan keadaan menjadi 4-1 di mana saya mencetak gol ketiga setelah adu lari dengan bek lawan dan melakukan shooting ala Alvaro Recoba. Puas sekali rasanya karena gol tersebut berhasil mematahkan semangat tim lawan.

Kembali ke judul, benarkah Sterling hanya bisa berlari cepat? Saat ini saya rasa jawabannya YA. Hal ini terlihat dari statistik Sterling yang dimuat website resmi Liverpool. Dari 123 penampilan, Sterling hanya mencatatkan 29 gol. Berbeda dengan striker sangar Barcelona Luis Suarez yang juga alumni Liverpool. Suarez berhasil mengemas 82 gol dari 133 penampilannya. Terlepas dari kelakuan Suarez yang suka nyeleneh dan kurang sportif, ia punya andil besar saat mengantarkan Liverpool ke jajaran papan atas dua musim lalu. Tidak mengherankan, Barcelona sabar menanti Suarez agar merumput bersama Messi dan Neymar.

Namun menurut saya, keputusan bisnis Man City untuk memboyong Sterling bukanlah suatu hal yang menggelikan. Sejauh yang saya amati, banyak pemain yang mencapai performa puncak (top performance) di rentang usia 20 – 25 tahun. Contoh paling nyata adalah pemain Chelsea Eden Hazard. Ia punya kontribusi signifikan pada keberhasilan Chelsea saat menjuarai liga musim lalu. Rekan satu tim Sterling, Sergio Aguero juga punya cerita menggembirakan saat usianya 23 tahun. Di menit akhir kontra QPR (2012), ia mencetak gol terpenting dalam hidupnya dan mengantarkan klubnya juara setelah menanti 44 tahun.

Secara kebetulan, Sterling mengambil nomor punggung 7 yang pernah digunakan James Milner – pemain baru Liverpool yang sebelumnya membela Manchester City. Begitulah sepakbola, banyak hal yang muncul secara kebetulan. Pada akhirnya, keberhasilan klub tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua pemain saja. Raheem Sterling bisa menjadi pemain kunci di Manchester City jika didukung oleh tim secara keseluruhan. Tugas Sterling sederhana, cukup memperlihatkan kualitas untuk meraih trofi sebanyak mungkin sampai akhir musim. Jika berhasil, maka polemik harga transfer akan surut dengan sendirinya.

Salam Kompasiana.

Sumber Gambar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun