Mohon tunggu...
Putu Djuanta
Putu Djuanta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keen on capital market issues, public relations, football and automotive | Putu Arya Djuanta | LinkedIn | Yatedo | Twitter @putudjuanta | https://tensairu.wordpress.com/ | https://www.carthrottle.com/user/putudjuanta/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sisi Lain dari Verifikasi Biru Kompasiana

24 Oktober 2014   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14141218521047160257

Sebagai Kompasianer, saya termasuk yang senang akan adanya verifikasi biru. Mengapa demikian? Karena verifikasi biru bisa memudahkan saya untuk mensortir artikel. Sesuai perkenalannya, verifikasi biru membantu pembaca untuk mengasosiasikan sebuah artikel dengan penulisnya. Pandangan saya terhadap hal ini, verifikasi biru bagaikan ban kapten di suatu tim sepakbola. Seseorang yang dipercaya menjadi kapten, tentu karena tidak diragukan lagi kemampuannya, terutama dalam hal tulis-menulis.

[caption id="attachment_368822" align="aligncenter" width="391" caption="Daniel Pink, A Whole New Mind | Sumber : Google Books"][/caption]Daniel Pink dalam bukunya “A Whole New Mind” halaman 49, menjelaskan bahwa abad 21 merupakan era konseptual (conceptual age), dimana orang sudah berada pada tahap kreator maupun pihak pengempati. Sejauh yang saya amati, mereka yang terverifikasi biru memang merupakan kreator handal yang bisa menuangkan isi kepala melalui tulisannya. Harus diakui, verifikasi biru merupakan langkah nyata untuk mengajak Kompasianer ke jalur good journalism.

Sewaktu ikut blog reportase Yamaha R25, tidak sedikit pun terpikir untuk "masuk podium". Saya sadar diri, tulisan saya masih sedikit dibandingkan mereka yang sudah terverifikasi biru. Vonis underdog terlanjur menempel di kepala. Walau akhirnya terpilih sebagai pemenang ke-3, pengalaman bertemu dengan Kompasianer, khususnya yang terverifikasi biru, terasa lebih berharga dan memperkuat keyakinan bahwa writing can be fun and meaningful.

Dilihat dari daya nalar dan/atau pengalamannya, tulisan mereka mampu membuat Kompasiana jadi berkualitas. Semakin Kompasiana berkualitas, akan semakin bermanfaat pula bagi Kompasianer. Kualitas ini sudah terbukti dari beragamnya slot iklan berupa produk otomotif, gadget, online store hingga universitas luar negeri yang pernah tayang di Kompasiana. Sehingga dari sisi bisnis, Kompasianer bisa ber-simbiosis mutualisme dengan tim di belakang layar Kompasiana yang bekerja tanpa lelah.

Verifikasi biru seharusnya tidak menjadi polemik, karena merupakan hak pengelola Kompasiana. Hal ini perlu di-highlight juga, karena (1) Kompasiana berhak mengubah dan atau menghentikan sebagian atau seluruh layanan dan atau fitur sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, (2) Kompasiana dapat setiap saat mengganti, menambah atau mengurangi Ketentuan Layanan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kompasianer terikat oleh setiap perubahan tersebut (Sumber : T&C Kompasiana).

Buat saya pribadi, pencapaian verifikasi biru sepertinya masih jauh. Topik tulisan saya tergolong random dan belum memiliki spesialisasi apapun. Minat saya bercabang-cabang pada banyak hal. Pasar modal saya pantau karena terkait pekerjaan, public relations karena jurusan kuliah, sementara sepakbola dan otomotif karena mendarah daging sejak kecil. Kalau pun saya minat pada verifikasi biru, itu karena saya fans dari Chelsea FC, Inter Milan dan Persib Bandung yang kebetulan identik dengan warna biru.

Salam Kompasiana.

Referensi di sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun