Kesadaran akan pentingnya memelihara budaya lokal menjadi sesuatu yang langka hari ini. Masyarakat tenggelam dalam arus globalisasi yang menganggap bahwa "budaya luar lebih keren" dari budaya lokal.Â
Kita menganggap apapun yang berasal dari luar lebih hebat dan lebih baik, tanpa terkecuali kebijakan dalam hal pendidikan. Padahal sebenarnya, tidak semua kebijakan itu bisa dipakai di negeri kita ini, tidak semua cocok dan coba diterapkan begitu saja tanpa ada pertimbangan yang matang.Â
Oleh karena itu, perlu kembali kepada budaya lokal agar kebijakan yang selaras dengan lokalitas dapat diaplikasikan kedalam masyarakat. Berangkat dari hal itu, harapan besarnya adalah masyarakat bisa merasakan kesetaraan dan kesejahteraan sosial.
Sumber referensi
Dani, Anis A. dan Arjan de Haan (editor). 2008. Inclusive State: Social Policy and Structural Inequalities. Washington: The International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank.
McPhail, T. 2014. Global Communication Theories, Stakeholders and Trends. Fourth (4th) Ed. Willey-Blackwell: West Sussex (Wiley Vital Source)