Mohon tunggu...
Putriwulan
Putriwulan Mohon Tunggu... -

Penulis, pelajar, dan bertempat tinggal di Bumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kala Masa Lalu Menyapa

4 Mei 2019   12:31 Diperbarui: 4 Mei 2019   12:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rasanya aneh, tapi menyenangkan. Ketika kenangan lama sudah bisa aku lupakan."

Rara Andriana: Sayang, jemput aku di halte. Hujan, nih.

Pesan itu terkirim diiringi dengan tetesan air hujan yang turun di sore ini.

Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri serta melafalkan ramalan doa meminta hujan ini cepat reda dengan mata terpejam. Ia tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Selain karena mengantuk, ia juga harus menyelesaikan beberapa naskah yang harus ia edit di rumah.

"Rara, ya?"

Suara berat yang menggema di telinga Rara memaksa gadis itu untuk membuka mata.

Rara mengerjap beberapa saat. "David?"

Cowok yang kini berdiri di sampingnya tersenyum lebar. "Iya. Lo masih inget gue 'kan?"

Rara terdiam sesaat. Pastilah. Siapa yang tidak melupakan bagaimana dulu cowok itu meninggalkannya demi cewek lain. Rara mengangguk dan tersenyum samar.

"Lo ngapain di sini?" tanya David.

"Maling," jawab Rara seenaknya.

David mengernyit. "Ha?"

"Udah tau ini lagi ujan. Ya, di sini gue niuplah. Gimana, sih."

David terkekeh geli. Sedangkan Rara merasa tidak nyaman dengan kehadiran cowok itu. Bukan karena apa yang telah terjadi di antara mereka, tapi karena Rara tahu jika perasaan yang dulu terbuang sia-sia memang sepantasnya hilang begitu saja.

"Lo lucu, ya. Masih aja kayak dulu."

Rara berdeham. "Iya. Gue masih kayak dulu, cewek cupu yang lo tinggalin gitu aja."

Mungkin karena terkejut dengan perkataan Rara, David menoleh. Menatap Rara dengan sorot mata sayu. "Ra, gue minta maaf. Waktu itu gue khilaf, kok."

Rara tersenyum. "Gak pa-pa. Gue juga khilaf waktu itu bisa cinta sama lo."

Sebuah mobil yang Rara tunggu sudah berada di depannya. Rara melambaikan tangannya untuk meminta seseorang di dalam mobil itu menunggunya sejenak. Ia menoleh ke arah David. "Gue duluan." Langkahnya hendak ingin beranjak, tapi karena sesuatu, Rara kembali menoleh. "Makasih. Lo bener, cewek cupu emang gak akan pernah bisa berubah."

Kemudian cewek itu melangkah pergi, meninggalkan David yang teredam rasa bersalah di halte ini. Sendiri.

***

Salam, Putriwulan

Kendal, 04 Mei 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun