Idul Fitri adalah momen yang selalu ditunggu-tunggu, selain karena suasananya yang penuh kebersamaan, dan juga karena sajian khas di hari kemenangan ini yang selalu menggugah selera.Â
Di Kota Sibolga, dua hidangan yang hampir selalu ada di meja makan saat Lebaran adalah Mie Gomak dan Ketupat Bareh (Dua sajian ini yang keluarga kami pilih karena masaknya lebih sederhana dan praktis).
Namun, di balik kelezatan masakan ini, ada perjuangan tersendiri saat proses memasaknya. Mulai dari belanja bahan, mengolah bumbu, hingga makanan disajikan.
Sini, aku ceritakan suka duka menyiapkan sajian Idul Fitri dari Sibolga.
Perjuangan di Pasar: Antara Antusiasme dan Lelah Â
Menjelang Lebaran, pasar tradisional di Sibolga selalu penuh sesak. Semua orang berlomba-lomba membeli bahan makanan terbaik untuk hidangan spesial. Mesti pagi hari untuk berburu bahan masakan kalau tidak mau kehabisan.
Bahan untuk membuat Mie Gomak, harus mencari mie lidi yang berkualitas terlebih dahulu, kunyit segar, serta bumbu-bumbu, seperti serai dan lengkuas.Â
Sementara itu, untuk memasak Ketupat Bareh, harus memilih beras putih pilihan dan santan yang kental yang menjadi kunci kelezatannya. Â
Tantangan pertama biasanya adalah harga bahan makanan yang naik menjelang Lebaran. "Dulu santan sekilo masih murah, sekarang harganya naik terus," keluh ibu-ibu menjelang idul fitri saat menawar harga di pasar. Tetapi, demi sajian terbaik untuk keluarga, para Ibu pasti tetap membelinya. Â
Proses Memasak: Aroma yang Menggoda Â