Mohon tunggu...
Putri Wavidz Damayanti
Putri Wavidz Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - نساء

Aku Bisa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosial Emosional Dapat Dioptimalkan dengan Permainan?

26 Maret 2020   16:39 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kecerdasan sosial emosional sudah terbentuk sejak manusia lahir dan berkembang pesat pada masa-masa emas (golden age) mulai usia 0-6 tahun. Perkembangan terus terjadi seiring berjalannya waktu dan usia hingga memasuki masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa-masa emas ini alangkah baiknya anak-anak dapat belajar segala hal di Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Usia Dini sudah tertera dalam Undang-undang 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini Bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa : Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 

Tetapi memasuki zaman sekarang banyak orang tua yang mengenyangkan dan meremehkan tentang Pendidikan Anak Usia Dini, mereka beranggapan bahwa anak hanya disekolahkan di TK saja,anak akan bisa juga nantinya belajar dengan sendirinya. Meskipun sesungguhnya  akan lebih optimal lagi apabila ditujukan kepada anak sejak dalam kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usi Andini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Tujuannya adalah membantu anak mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal atau sepenuhnya dalam lingkungan sekitar pendidikan yang kondusif, demokratis, dan kompetatif. Menurut Chairul Anwar pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan makhluk hidup dengan yang lainnya. Tetapi pada agama Islam seseorang lebih dinilai memiliki pendidikan jika orang tersebut meiliki moral atau akhlak, banyak sekarang orang-orang yang memiliki pendidikan setinggi-tingginya, tetapi sayangnya mereka tidak berakhlak atau tidak bermoral. 

Salah satu aspek perkembangan dasar pada anak usia dini yaitu aspek sosial-emosional. Perkembangan aspek sosial emosional sangat penting, mengingat pada usia ini anak mulai banyak berinteraksi dengan lingkungan luar, sekitarnya dan lingkungan keluarganya. Perkembangan sosial emosional dapat dioptimalkan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan permainan. 

Permainan adalah salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan sosial emosional seperti bekerjasama, interaksi yang terjalin didalamnya, tanggung jawab (perbuatan, ucapan, dan lain sebagainya), kejujuran (dalam segala hal), sportivitas, dan lain sebagainya yang masih banyak lagi. Masa usia dini merupakan masa bermain yang mana sebagian waktunya atau hampir semua waktunya digunakan untuk bermain. 

Dalam bermain terdapat banyak permainan yang dapat diterapkan, dan dengan permainan didalamnya terdapat ada banyak gerakan-gerakan yang dimainkan atau diekspresikansehingga dapat menggerakkan perasaan setiap manusia yang dapat melihat dan merasakannya. Perkembangan sosial emosional anak anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang aktif dan produktif. 

Perkembangan sosial meliputi kompetensi sosial (kemampuan untuk bermanfaat bagi lingkungan sosialnya), kemampuan sosial (perilaku yang digunakan dalam situasi sosial), pengamatan sosial (memahami pikiran-pikiran, niat, dan perilaku diri sendiri maupun orang lain), perilaku prososial (sikap berbagi, menolong, bekerjasama, empati, menghibur, meyakinkan, bertahan, dan menguatkan orang lain) dan perolehan moral dan nilai (perkembangan standar untuk memutuskan mana yang benar atau mana yang salah, kemampuan memperhatikan keutuhan dan kesejahteraan orang lain). 

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pematangan dan pengalaman yang didapat. Sosial Emosional merupakan aspek perkembangan yang penting bagi manusia. Sosial Emosional hal yang harus dibangun sejak kecil atau dini. Dikarenakan jika seseorang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik maka ia akan lebih mudah sabar, tanggap, dan sukses dalam menghadapi tantangan serta masalah dalam kehidupan. 

Awal perkembangan sosial emosional pada anak tumbuh dari hubungan anak dengan orang tua atau pengasuh dirumah terutama keluarga. Anak mulai bermain bersama orang lain atau keluarganya. Tanpa kita sadari anak mulai belajar berinteraksi dengan dengan orang diluar dirinya sendiri, yaitu dengan orang-orang yang berada disekitarnya. Interaksi sosial kemudian diperluas, tidak hanya dengan keluarga dalam rumah namun mulai berjan berinteraksi dengan tetangga, teman sebayanya, dan tahapan selanjutnya kesekolah.

SEL (Social-Emotional Learning)

Pengertian SEL (Social-Emotional Learning) berdasarkan web resmi CASEL adalah proses dimana anak-anak dan orang dewasa memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati untuk orang lain, membangun dan memelihara hubungan positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi inti SEL menurut CASEL :

1. Self-Awareness(kesadaran diri) : kemampuan untuk mengenali secara akurat emosi, pikiran, dan nilai seseorang dan bagaimana mereka memengaruhi perilaku. Dengan rasa percaya diri yang kuat dan optimisme.

2. Self-management (manajemen diri) kemampuan untuk seseorang berhasil megatur emosi, pikiran, dan perilaku seseorang dan bebagai hal dan situasi, mengelola secara efektif, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri. Jangan kan anak kecil, terkadang orang remaja ataupun dewasa masih juga belum bisa memanajemen dirinya sendiri, tidak mampu mengatur segala fikiran, emosi, dan perilku. 

3. Sosial awareness (kesadaran sosial) : kemampuan untuk mengambil perspektif dan berempati dengan orang lain, termasuk dari berbagai latar belakang dan budaya. Kemampuan untuk memahami norma-norma sosial dan etika untuk perilaku dan untuk mengenali sumber daya dan dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4. Relation skill (kemampuan berelasi) : kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat, baik, dan bermanfaat bagi individu ataupun kelompok. Seperti kemampuan untuk komunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik, bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial yang tidak pantas.

5. Responsible decision-making (pembuatan keputusan yang bertanggung jawab) : kemampuan untuk membuat pilihan konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial yang berdasarkan standar etika.

Jadi, dengan permainan anak dilatih tentang kesadaran diri (mengenali emosinya, perilakunya yang baik), manajemen diri (secara tidak langsung anak dilatih untuk mengatur atau memanajemen diri nya sendiri, kesadaran sosial (anak merasakan kesadaran sosial itu penting, karena manusia hidup didunia ini sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan bantuan dan dukungan dari orang lain), kemampuan berelasi (nama secara langsung dilatih untuk dapat menjalin hubungan yang baik sehat dan bermanfaat untuk orang yang berada disekitarnya, dan keputusan yang bertanggung jawab (bertanggung jawabatas apa yang telah dilakukannya)

Sekian terimakasih, semoga bermanfaat :).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun