Mohon tunggu...
Putri Wantini Sinar Maretha
Putri Wantini Sinar Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Toxic Relationship terhadap Kondisi Kesehatan Mental Remaja di Era Digital

3 November 2022   21:51 Diperbarui: 3 November 2022   22:01 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

ABSTRAK

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam perubahan yang cukup nyata baik secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. Apalagi pada era digital seperti sekarang ini, hampir semua orang secara intensif bersosialiasi dan berkomunikasi secara virtual di dunia maya. Jika kita melihat media sosial, cinta atau hubungan romansa sedang popular di kalangan remaja, tetapi jatuh cinta kerap kali menimbulkan banyak perubahan pada diri seseorang. Normal bagi suatu hubungan untuk menghadapi atau ketidaksepakatan tentang sesuatu. Namun, ada kalanya hubungan yang bermasalah membuat salah satu pihak merasa tertekan dan terancam. 

Toxic relationship adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak negatif pada kondisi fisik dan mental seseorang. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak toxic relationship terhadap kondisi kesehatan mental remaja di era digital. Menurut teori dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman, para pelaku dari hubungan toxic relationship ini biasanya melakukan impression management yaitu kegiatan melakukan sebuah tindakan yang dapat menciptakan loyalitas dramaturgis sehingga penonton tidak mengetahui pribadi aktor. Hal tersebutlah yang membuat korban khususnya para remaja yang terjebak dalam toxic relationship memilih untuk bertahan dalam hubungan tersebut meski hal tersebut mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Kata Kunci: Remaja, Toxic Relationship, Dramaturgi, Kesehatan Mental

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dengan tanda-tanda seperti perkembangan dan pertumbuhan fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. Secara fisik ditandai dengan adanya tumbuh dan berkembangnya seks primer dan sekunder, sedangkan psikis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan adanya emosi yang tidak stabil. Semua ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosial. 

Masa remaja ialah masa ketika kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efektif mencapai puncaknya. Kemudian, dengan kekuatan daya nalar baru, seseorang dapat membuat penilaian atas perdebatan tentang tema-tema abstrak manusia, seperti baik atau buruknya tingkah seseorang. 

Tentu saja sebagai makhluk sosial, remaja ingin memuaskan kebutuhannya untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain. Hubungan yang terjalin sangat beragam, mulai dari yang paling dekat yaitu keluarga, dengan rekan kerja, dan dengan pasangan atau pacar. Cinta atau hubungan asmara memang sedang popular di kalangan remaja bahkan sudah menjadi hal lumrah apalagi di era digital seperti sekarang ini, karena mulai terlihat menyukai lawan jenis atau sedang jatuh cinta membuktikan bahwa mereka sedang memasuki masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa atau memasuki usia remaja.

Beberapa orang menganggap bahwa hubungan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai hubungan yang indah seperti di film yang terlihat romantis tanpa ada kekerasan yang terlihat di dalamnya. Tetapi jatuh cinta kerap kali menimbulkan banyak perubahan pada diri seseorang. Membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain membutuhkan kerjasama yang baik antara kedua belah pihak. Normal bagi suatu hubungan untuk menghadapi hambatan yang sesekali berbentuk argument, perkelahian atau ketidaksepakatan tentang suatu hal. Namun, ada kalanya hubungan yang bermasalah membuat salah satu pihak merasa tertekan dan terancam. Kekerasan dalam hubungan ini biasa dikenal dengan "Toxic Relationship". Toxic relationship adalah hubungan yang tidak sehat antara dua orang di mana satu pihak merasa tertekan oleh tindakan pihak lain, yang dapat merusak secara emosional dan fisik.

BAGIAN (TEMUAN DAN ANALISIS)

Ketika suatu hubungan tidak sehat dan berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental salah satu pasangan, itu disebut sebagai hubungan yang beracun. Kesehatan psikologis dan mental salah satu dari dua orang dalam suatu hubungan sangat terpengaruh ketika mereka diperlakukan tidak adil, seperti ketika mereka merasa terkekang, sedih, atau terluka. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang beracun. Karena itu, sangat penting untuk menghindari membiarkan hubungan yang berbahaya bertahan lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun