Mohon tunggu...
Humaniora

Kiat Mengembangkan Bakat Siswa Melalui Perencanaan BK

27 November 2017   14:05 Diperbarui: 27 November 2017   14:09 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
personalitywidhiaritajuniatmaja.wordpress.com/

Perencanaan merupakan proses mengidentifikasi tujuan dengan sebuah strategi yang efektif dan efisien dalam melakukan pencapaian tujuan organisasi maupun sebuah lembaga. Lalu apa urgensinya? Apabila sebuah lembaga memiliki perencanaan yang baik, maka lembaga tersebut sudah melakukan 40 persen dalam proses pencapaian tujuan lembaga dan sisanya merupakan proses implementasi serta evaluasi. Dalam hal ini perencanaan memiliki urgensi karena arah dan tujuan sebuah lembaga ditentukan pada proses perencanaan.

Lalu apa korelasi perencanaan dengan BK di sekolah? sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam artikel sebelumnya, bahwa BK (bimbingan konseling) bukan hanya sekedar sebuah pelayanan dalam penyelesaian masalah. Namun dalam lembaga pendidikan BK berperan sebagai sarana pengembangan  minat serta bakat yang dimiliki oleh siswa. Dengan sebuah perencanaan, maka proses bimbingan konseling akan lebih tersistem karena adanya strategi yang baik dari proses identifikasi dalam mengembangkan bakat dan karir siswa di sekolah.

Berdasarkan data tahun 2016, jumlah guru BK di Indonesia berjumlah sekitar 38.000. Bilangan tersebut jauh dari jumlah ideal yang seharusnya 130.000 guru. Polemik utamanya adalah seharusnya setiap guru menangani 150 siswa, namun pada kenyataannya setiap guru menangani 200 siswa. Sehingga hal ini berdampak pada ketidakefektifan pelaksanaan perencanaan program bimbingan konseling. Resiko lainnya adalah ketidakfokusan terhadap pengembangan bakat dan karir siswa. Maka sebelum membahas bagaimana  penerapan perencanaan BK disekolah maka perlu penambahan jumlah guru BK di Indonesia agar tercipta keseimbangan antara konsultan (guru) dan klien (siswa).

Berikut kiat dalam proses merencanakan program BK di sekolah, diantaranya:

 Pertama,penyediaan informasi mengenai karakteristik dan kebutuhan siswa di kelas

Penyediaan informasi mengenai karakteristik dan kebutuhan siswa dapat dipenuhi melalui kerjasama antara wali kelas dengan guru BK. Langkah pertama wali kelas melakukan pendataan minat dan bakat siswa di kelas, selanjutnya data tersebut diserahkan pada guru BK untuk proses selanjutnya.

Kedua,sosialisasi program BK kepada orang tua dan siswa mengenai tujuan, dan urgensi bimbingan konseling.

Apabila data karakteristik dan kebutuhan siswa telah terpenuhi, maka perlu sosialisasi atau tindakan pengenalan mengenai program BK kepada orang tua dan siswa. Hal ini terkait dengan tujuan, pelaksanaan dan pentingnya pengembangan bakat dan karir siswa melalui bimbingan dan konseling yang akan berpengaruh pada perencanaan masa depan siswa. Pada tahap sosialisasi ini diharapkan siswa memiliki pemahaman akan bakat pada dirinya serta orang tua diharapkan memahami urgensi BK sehingga memberikan dukungan kepada perkembangan bakat dan karir siswa.

Ketiga,pemantauan siswa terutama pada siswa yang mendapatkan bimbingan intens.

Pemantauan yang dimaksud adalah kegiatan pengawasan siswa, agar siswa tetap fokus pada program bimbingan pengembangan bakat dan karir. Misalnya siswa yang memiliki bakat dibidang desain, maka harus didukung dengan kegiatan tambahan diluar jam belajar seperti diikutseratakan dalam komunitas desain yang dibentuk di sekolah, hal ini sebagainya sebagai  stimulus dan pendukung bakatnya.

Demikian kiat-kiat dalam merencanakan BK di sekolah dalam pengembangan bakat dan karir siswa. Tulisan ini merupakan antitesis dari pandangan masyarakat bahwa BK bukan hanya menangani siswa yang bermasalah. Namun BK juga sebagai sarana dalam pengembangan bakat dan karir siswa, hal ini tentu menjadi penting adanya  karena dengan pengembangan bakat sejak dini sebagai salah satu bentuk mempersiapkan generasi yang matang dengan bakat dan karirnya di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun