Mohon tunggu...
Putri Renata D
Putri Renata D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konsep Ekonomi Biru terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

31 Oktober 2022   19:12 Diperbarui: 31 Oktober 2022   19:16 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia merupakan negara maritim dan luas laut Indonesia diperkirakan mencapai 5,8 juta km2. Perairan Indonesia baru mengeksploitasi sekitar 59% dari total potensi perikanan atau sumber daya kelautan Indonesia. Menurut data BPS, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia yang memiliki garis pantai terpanjang. Dalam karunia ini ada banyak potensi untuk sumber daya hayati dan non-hayati. Lautan yang luas ini menyediakan komoditas ekspor utama berupa makanan laut. Perikanan merupakan komoditas unggulan, karena banyak negara maju yang sangat tertarik dengan komoditas ikan ini.

Blue Economy merupakan ide baru dalam pembangunan yang berfokus pada sektor maritim. Ekonomi Biru juga memiliki konsep Minapolitan. Minapolitan berasal dari kata mina yang berarti ikan dan polytan yang berarti polis atau kota, sehingga dapat diartikan sebagai kota perikanan. Konsep pembangunan ini sejalan dengan arah umum pembangunan nasional dan arah kebijakan pembangunan kawasan dan daerah sebagaimana diuraikan dalam Buku I RPJM 2010-2014. Konsep Minapolitan didasarkan pada tiga prinsip, yaitu mendemokratisasikan ekonomi kelautan dan perikanan untuk kepentingan rakyat, menyelaraskan pemerintah dengan rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat, dan memperkuat peran ekonomi lokal dengan prinsip lokal yang kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi dasar dalam merumuskan strategi dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, sehingga pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan benar-benar memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan menempatkan daerah sebagai pusat pembangunan.

Secara tradisional, pembangunan dipandang sebagai fenomena ekonomi yang diukur dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Perspektif tentang makna dan tujuan pembangunan berkembang menjadi sesuatu yang lebih luas. Pembangunan harus mencerminkan perubahan total dalam masyarakat tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dan keinginan dasar individu serta kelompok sosial dalam masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, indikator pembangunan ekonomi tidak hanya diukur dari tingkat pertumbuhan PDRB, tetapi juga oleh indikator lain seperti lapangan kerja, pendidikan, distribusi pendapatan dan jumlah penduduk miskin.

Ekonomi Biru adalah konsep paradigma baru dalam pembangunan ekonomi, dengan menjadikan laut sebagai peran kunci dalam perkembangannya. Ekonomi Biru berjalan seiring dengan konsep Minapolitan, yaitu konsep kemitraan bisnis-ke-bisnis untuk mendorong pertumbuhan sektor perikanan dan kelautan dalam negeri agar dapat bersaing di pasar global. Indonesia memiliki lautan yang luas dan kaya akan sumber daya laut. Sumber daya perairan ditemukan tidak hanya di laut, tetapi juga di budidaya laut dan darat. Menurut data FAO 2009, produksi ikan Indonesia mencapai 5 juta ton per tahun, naik dari 4,8 juta ton tahun sebelumnya. Produksi perikanan meliputi budidaya yang dikembangkan dengan menggunakan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi perikanan.

Konsep Minapolitan, yang mengedepankan percepatan pembangunan ekonomi laut dan pantai, nantinya akan membuahkan hasil yang sangat potensial bagi negara. Nantinya, dalam konsep ini, pantai disesuaikan agar sejajar dengan wilayah tengah baik dari segi infrastruktur maupun ekonomi pasar. Dengan lebih banyak infrastruktur yang tersedia, biaya produksi dan biaya transportasi ke pasar berkurang. Fakta FAO menunjukkan bahwa jumlah makanan laut cukup besar. Oleh karena itu, jika hal ini dicapai dengan inovasi dan teknologi yang tepat, produksi perikanan negara akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, kebutuhan pangan Indonesia dari sektor kelautan dan perikanan akan terpenuhi. Kelebihan bahan baku diarahkan ke pasar luar negeri dan dijual dimana permintaan bahan baku tersebut sangat tinggi. Melalui ekspor barang, Indonesia akan mendapatkan keuntungan besar berupa devisa. Devisa dapat dialokasikan ke sektor lain yang perlu diperluas. Nantinya, melalui konsep ekonomi biru, kita akan menjadikan sektor pelayaran dan perikanan menjadi sektor pendukung baru pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Didukung oleh organisasi yang mendukung kegiatan ekonomi di pesisir dan di laut.

Oleh karena itu, mengenai dampak konsep ekonomi biru terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia, konsepnya adalah peningkatan produksi kelautan, tersedianya produksi perikanan yang melimpah sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, ekonomi biru merupakan konsep yang ramah lingkungan , Ini akan menjadi andalan pembangunan ekonomi berkelanjutan karena memprioritaskan keberlanjutan ekologis. Dengan pengembangan sektor kelautan dalam konsepsi ekonomi biru, maka potensi kelautan Indonesia meliputi sumber daya biotik dan nonhayati seperti minyak dan bahan baku pertambangan lainnya, yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan, sehingga sektor perikanan saja sektor lainnya juga akan menjadi dipromosikan. pendapatan domestik dan pertumbuhan ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun