Mohon tunggu...
Putri Nurlatifah
Putri Nurlatifah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Universitas Padjadjaran

Mahasiswi program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Satu Sisi Revolusi Industri 4.0 yang Mengancam

27 Mei 2019   22:13 Diperbarui: 27 Mei 2019   22:36 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Klaus Martin Schwab yang merupakan penulis buku The Fourth Industrial Revolution (2017). Dalam bukunya tersebut, Schwab menyebutkan bahwa pada saat ini kita mulai memasuki pada sebuah awal revolusi baru dengan perubahan yang sangat dramatis jika dibandingkan pada era sebelumnya. 

Buku tersebut mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 ini dapat mengubah cara hidup, mengubah cara kerja, hingga mengubah tatanan manusia dalam berhubungan satu sama lain.

Kehadiran internet of things merupakan sebuah tanda awal kemunculan revolusi industri 4.0. Selain itu, revolusi industri 4.0 ini juga banyak menghadirkan beragam teknologi baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya dalam data sains, robotik, kecerdasan buatan, cloud, serta teknologi nano. Hadirnya revolusi industri 4.0 ini memberikan peluang baru bagi para pelaku bisnis yang dapat mendisrupsi bisnis transportasi dan sewa kamar yang telah hadir sebelumnya. Peluang tersebut dimanfaatkan untuk menghadirkan transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Grab, Go-jek, Uber serta sewa kamar yang menggunakan sistem room-sharing seperti Airbnb.

Namun, kehadiran revolusi industri 4.0 yang menghadirkan lapangan kerja baru, profesi baru, dan lini usaha baru yang tidak terpikirkan sebelumnya memberikan dampak pada lapangan kerja, profesi, dan lini usaha yang telah hadir sebelumnya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan beberapa jenis pekerjaan yang ada dapat digantikan oleh beberapa kecerdasan buatan dan juga robot.

Jika berkaca pada penelitian yang dilakukan oleh McKinsey, ia mengatakan bahwa dampak yang akan muncul dalam 5 tahun kedepan dari revolusi industri 4.0 ialah akan ada 52,6 juta pekerjaan yang berpotensi mengalami pergeseran ataupun hilang. Hasil penelitian ini memang sangat mengejutkan jika mengingat jutaan orang akan kehilangan pekerjaan yang dimilikinya. 

Dunia kerja yang kompetitif dan menghasilkan tenaga kerja yang tidak terpakai akan menjadi masalah yang serius bagi stabilitas politik atau ekonomi sebuah negara. Maka dari itu, diperlukan eksistensi diri untuk berkompetisi dalam menerima perubahan yang terjadi melalui pengembangan dan peningkatan kompetensi diri dengan cara persiapan mental dan skill yang lebih unggul.

Melihat perkembangan teknologi yang begitu pesat, pada 21 Januari 2019 Kantor Perdana Menteri Jepang secara resmi memperkenalkan Society 5.0. Society 5.0 ini merupakan suatu konsep yang berhasil dikembangkan oleh Jepang serta berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Konsep yang berpusat pada manusia ini diharapkan dapat menutupi kekurangan pada industri 4.0 yang lebih menitikberatkan pada produksi barang dan jasa saja. Dalam Society 5.0 ini, kecerdasan buatan akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan. Selain itu, internet of things juga akan berubah menjadi suatu inovasi baru yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh manusia.

Maka dari itu, mental dan skill haruslah dipersiapan secara matang agar layak saing pada era Society 5.0. Skill yang paling mudah untuk ditempuh ialah berupa perilaku dan atau kebiasaan yang baik, memiliki semangat literasi, dan menaikkan kompetensi diri. 

Semua persiapan mental dan peningkatan skill tersebut dapat diperoleh melalui jalur pendidikan dan pengalaman yang telah diraih berupa kerja sama antar lintas generasi maupun antar lintas disiplin ilmu. Jika telah memiliki persiapan mental dan peningkatan skill yang layak saing diharapkan hadirnya Society 5.0 ini akan menjadi penyelamat dalam kesejahteraan masyarakat.

Sumber:

Ghufron, M. (2018). REVOLUSI INDUSTRI 4.0: TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, (pp. 332-337). Jakarta.

Naisbitt, John, Nana Naisbitt, dan Douglas Philips. (2001). High Tech High Touch. Bandung: Mizan Media Utama.

Schwab, Klaus. (2016). The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.

Suwardana , H. (2017). Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental. JATI UNIK, 102-110.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun