Mohon tunggu...
Putri Nurlailawati
Putri Nurlailawati Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar

Saya mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Negeri Surabaya angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyesalan

4 November 2022   21:35 Diperbarui: 4 November 2022   22:15 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah yang dahulu selalu ramai dengan suara bising dari orang yang sedang berkumpul sambil tertawa bersama di ruang keluarga, setelah menyelesaikan kesibukan mereka di siang hari. 

Kini malam ini hanya terdengar detikan jam yang menunjukkan bahwa waktu cepat berlalu. Saat itulah aku merindukan suasana ramai rumahku yang kini telah hilang entah pergi kemana. Aku berusaha mencoba untuk ikhlas menerima orang yang ku sayang.

Malam ini aku sedang berada di balkon rumahku ditemani oleh suara rintikan hujan yang membasahi pekarangan rumah. Suasana ini mengingatkan aku tentang kejadian beberapa Minggu yang lalu. Saat kami sedang dalam perjalanan pulang berlibur. Hujan deras mengguyur jalanan yang kami lewati disertai dengan suara petir yang menggelar, membuat mobil yang kami tumpangi harus berhati-hati dalam melaju.

Seharusnya malam itu aku tidak memaksa Ayah dan Ibu untuk langsung pulang ke rumah, mungkin kejadian ini tidak akan pernah aku alami. Mobil yang kami tumpangi tiba-tiba mengalami rem blong. Saat itu ayah berusaha untuk memperlambat laju mobil agar kami dapat turun dari mobil ini.

Namun takdir berkata lain, mobil yang kami tumpangi ditabrak oleh truk yang sedang melaju dengan cepat. Saat itu Ayah berusaha untuk menghindari tabrakan tersebut, namun kecelakaan itupun tidak bisa kami hindarkan.

Malam itulah malam terakhir aku bisa merasakan pelukan ibu untuk yang terakhir kalinya, karena saat tabrakan terjadi Ibu berusaha melindungiku. Di malam itu juga merupakan malam yang tidak ingin aku ingat dalam hidupku.

Aku tidak pernah membenci hujan, namun saat hujan datang aku selalu mengingat kecelakaan itu yang membuatku merasakan penyesalan yang amat sangat besar. Aku mulai mencoba mengikhlaskan kepergian Ayah dan Ibu, walau aku harus dibantu oleh seorang psikiater.

Perlahan-lahan aku mencoba lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta agar aku dapat diberikan kemudahan untuk menerima semua cobaan. Karena Allah SWT tidak pernah menguji umatnya diluar batas kemampuan yang ia miliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun