Mohon tunggu...
Putri Kinasih Mardiana Nastiti
Putri Kinasih Mardiana Nastiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota - Universitas Jember

Halo! Nama saya putri kinasih. Saya seorang mahasiswa aktif dari prodi perencanaan wilayah dan kota fakultas teknik universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Public Housing, Solusi Penggunaan Lahan Permukiman

6 Oktober 2022   00:36 Diperbarui: 6 Oktober 2022   00:39 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan mengenai penggunaan lahan untuk permukiman yang kurang efektif tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Masalah ini pun kerap dialami di berbagai kota di seluruh wilayah Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Tentu ada faktor-faktor mengapa untuk di perkotaan khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya terjadi fenomena kenaikan penggunaan lahan permukiman yang ekstrem.

Salah satu faktor tersbut yakni adanya urbanisasi. Pengertian dari Urbanisasi sendiri adalah perpindahan masyarakat atau penduduk dari suatu desa atau luar kota ke dalam suatu kota. Urbanisasi sendiri terjadi dikarenakan mindset atau banyaknya anggapan dari penduduk desa bahwa kehidupan di kota lebih nyaman karena memiliki banyak lapangan usaha sehingga lebih mudah untuk mencari pekerjaan dan mendapat penghasilan, serta pemikiran bahwasanya kota memiliki fasilitas yang lebih memadai. Untuk bidang Pendidikan sendiri, di pedesaan mungkin beberapa masih belum ada fasilitas yang baik sehingga Sebagian penduduk memutuskan untuk menimba ilmu di perkotaan.

Untuk di Jember sendiri, dilihat dari data, jumlah penduduk di Kabupaten Jember selama 10 tahun meningkat sebesar 8,75 persen atau bertambah sebanyak 204.003 jiwa. Dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah penduduk di kota Jember sendiri selalu mengalami peningkatan. Tentu dengan fakta ini, kita tidak boleh menyepelekan permasalahan penggunaan lahan untuk permukiman khususnya di kota Jember.

Terlebih, saat ini lahan agraris di kota Jember sendiri sudah semakin menipis dikarenakan oleh pembangunan daerah perumahan guna untuk menyediakan tempat tinggal yang layak huni bagi penduduk kota Jember.

Urbanisasi sendiri mustahil untuk dicegah mengingat Jember merupakan salah satu kota yang cukup maju, sehingga yang bisa dilakukan saat ini yakni adanya penggunaann lahan yang bijak. Disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan. Karena Sebagian besar pembangunan lahan permukiman dan perumahan ini mengorbankan lahan pertanian. Belum lagi untuk masyarakat yang berpenghasilan minim, untuk mereka yang tidak mampu membeli rumah layak huni, akhirnya mereka membangun rumah di lahan yang seharusnya tidak boleh ditempati.

Adapun solusi permasalahan penggunaan lahan ini yakni dengan program Public  Housing. Program ini sendiri telah dilakukan oleh beberapa negara lain salah satunya yakni Singapura. Tidak heran mengingat Singapura merupakan negara kecil, sehingga mereka harus mencari alternatif bagaimana mereka dapat menanggulangi masalah ini. Karena pemerintah sana yang kompeten dan sekatan akhirnya Singapura berhasil melaksanakan program ini bahkan dianggap merupakan salah satu proyek perumahan umum yang paling sukses di dunia. Untuk di Indonesia sendiri, program public housing ini masih tidak awam bagi masyarakat kecuali bagi yang tinggal di perkotaan yang sudah sangat maju.

Walaupun terdengar sangat menguntungkan, nyatanya program ini mengalami banyak halangan. Salah satunya yakni tantangan menyediakan tempat hunian yang layak,  tingginya biaya bahan-bahan bangunan dan lahan dan yang lain sebagainya.

Mengingat bahwa untuk melaksanakan program ini, dibutuhkan perencanaan yang matang. Karena jika program telah dilaksanakan dan terjadi kesalahan, maka tentu kerugian yang sangat besar tidak dapat dihindari. Seperti contohnya untuk pemilihan bahan bangunan dengan kualitas yang tinggi, akan bahaya jika bahan bangunan yang digunakan menggunakan bahan yang tidak memenuhi kriteria, jika ada satu kerusakan sekalipun, pasti akan berpengaruh pada yang lainnya mengingat bahwa rumah susun merupakan bangunan Gedung bertingkat.

Tentu diibalik dari tantangan serta proses yang rumit tersebut, akan menghasilkan dampak baik yang sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan. Seperti negara yang sebelumnya telah disebutkan, Singapura yang berhasil mensukseskan program ini, terbukti negara tersebut walaupun memiliki lahan yang sempit dalam ukuran suatu negara, mereka dapat mengatasi permasalahan itu dengan bijak. Karena program ini sendiri merupakan program jangka Panjang. Untuk mensukseskan program ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu merencanakan serta mengaktualisasikan program ini sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari program ini, yakni penggunaan lahan dapat dimaksimalkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat seperti untuk lahan perkebunan dan pertanian, membuka lapangan usaha, hingga membangun ruang terbuka hijau. Dalam segi estetika pun, kota yang menerapkan program ini dapatmengatur penataan kotanya dengan lebih leluasa, mengingat banyak penduduk yang tinggal di rumah susun. Tentu juga karena rumah susun sendiri sudah seharusnya dibangun dengan mementingkan kelayakan huninya, sehingga masyarakat bahkan dengan yang berpenghasilan minim pun dapat menikmati fasilitas yang disediakan.

Di Jember sendiri program ini masih belum terlihat progress yang signifikan. Lagi-lagi adanya kendala biaya dan adanya kendala budaya. Walau Nampak taka da hubungannya, nyatanya faktor sodial budaya sangat berpengaruh dalam kesuksesan program ini. Sebagian besar penduduk mengganggap bahwa rumah sudah seharusnya berada langsung di tanah, bukan dalam bentuk Gedung bertingkat, tak lupa pula dengan adanya beberapa lahan peninggalan dari leluhur terdahulu mereka membuat mereka enggan untuk pindah walaupun telah ditawarkan berbagai keuntungan.

Tentu pemerintah harus bertindak dengan tegas dalam menangani masalah ini. Selama kebijakan yang dibuat dinilai lebih menguntungkan dari sisi manapun, perlu usaha yang keras agar tujuan tersebut bisa tercapai. Karena semua kebijakan yang diambil pasti ada sisi baik dan buruknya, yang terpenting ialah bagaimana pemerintah menilai serta bagaimana mereka dapat memberi berbagai solusi dari dampak negative yang ditimbulkan.

Bisa dibayangkan bagaimana hebatnya negara Indonesia di mata dunia jika berhasil mensukseskan program ini. Dengan luasnya negara ini, jika masalah lahan permukiman teratasi, tentu akan menguntungkan di berbagai aspek lainnya seperti pertanian, Pendidikan, hingga kesehatan masyarakatnya. sehingga besar kemungkinan Indonesia dapat menjadi negara yang maju dengan segala kekayaan sumber daya alam serta sumber daya alam manusianya.

Mungkin cukup sekian artikel kali ini, informasi didapat dari berbagai sumber. Mohon maaf bila ada kesalahan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun