Mohon tunggu...
Emy Putri Alfiyah
Emy Putri Alfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - So many thing in the world

Pecandu kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pekan ASI Sedunia: Peran Perempuan dalam Ranah Kehidupan

1 Agustus 2020   22:44 Diperbarui: 2 Agustus 2020   09:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tahukah bagaimana peran kita jika di sekitar kita ada seorang ibu menyusui? Mulai 1 Agustus hingga 7 Agustus setiap tahunnya telah diputuskan sebagai Hari Pekan ASI sedunia oleh WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United for Children) sejak tahun 1992.

Selama satu pekan spesial ini yang dikenal dengan istilah World's Breastfeeding  Week adalah untuk mengingatkan bahwa betapa pentingnya setetes air susu ibu. 

Seorang perempuan setelah menjalani masa kehamilan masih menjalani masa menyusui. Dimulai memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tepat setelah seorang bayi dilahirkan dan diteruskan sampai bayi berusia 6 bulan sebagai ASI eksklusif. Kemudian dilanjutkan menyusui sampai bayi berusia 24 bulan atau 2 tahun.

Perjalanan perempuan sejak menjadi ibu bukanlah semata menjadi tanggung jawabnya sendiri. Akan tetapi, peran suami sebagai pasangan sekaligus sebagai ayah dari bayi merupakan peran yang tak kalah penting. Bahkan lingkungan sekitar juga sebagai pendukung bagi ibu dalam meng-ASI-hi bayinya. 

Disebutkan pula dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 233 tentang menyusui, yang artinya "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.....".

Maka adalah suatu keharusan antara suami dan istri saling memberikan dukungan untuk kehidupan bayi yang baru dilahirkan. Baik seorang istri sekaligus ibu yang berkewajiban menyusui, serta seorang suami sekaligus sebagai ayah yang wajib memberikan dukungan baik berupa nafkah, kenyamanan dalam mendukung ibu menyusui anaknya. 

Memberi ASI bukanlah sekedar memberikan air susu, namun merupakan bentuk kewajiban seorang ibu sekaligus hak seorang anak untuk mendapatkan gizi yang terbaik. Keduanya tanpa dukungan orang-orang sekitar, baik suami maupun orang terdekat, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun sosial akan sulit untuk dapat mewujudkan gerakan meng-ASI-hi ini.

Bahkan terkadang banyak ditemui para perempuan dengan beban baru menjadi seorang ibu, masih kerap kali mereka mendapat justifikasi terkait menyusui atau perannya sebagai ibu yang malah menurunkan semangat dalam memberi ASI untuk bayinya. Hingga para ibu, ibu baru utamanya hampir 80 % mengalami Baby Blues Syndrome.

Penyebab Baby Blues Syndrome dialami pasca melahirkan, seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan yang dapat membuat ibu kaget atau shock. Seorang ibu bisa jadi akan mengalami kondisi bingung dan khawatir dalam cara merawat bayi dan mempertanyakan kemampuannya  menjadi ibu yang baik. 

Tentu jika seorang ibu mengalami depresi karena situasi atau kondisi sekitar mereka yang kurang mendukung akan menjadi penyebab turunnya produksi dan kualitas ASI. Ironisnya, terkadang pasangan sendiri dan sesama perempuan yang acapkali malah sering meremehkan dan menyudutkan peran baru para ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun