Indonesia merupakan negara maritim, hal ini menyebabkan sebagian besar hasil pangan di Indonesia adalah hasil laut. Dalam artikel Tirto.id menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam peringkat kedua dari sepuluh negara produsen hasil perikanan laut setelah China pada tahun 2013-2014. Sepanjang tahun 2012 sampai 2015, Indonesia telah mengalami kenaikan secara signifikan dalam memproduksi hasil laut. Menurut sumber Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam artikel Tirto.id disebutkan bahwa tahun 2012 ada sebanyak 5,44 juta ton hasil laut, tahun 2013 sebanyak 5,71 juta ton hasil laut, tahun 2014 sebanyak 6,04 juta ton hasil laut dan tahun 2015 sebanyak 6,2 juta ton hasil laut. Melihat hal ini, pemerintah Indonesia melakukan tindakan pemanfaatan hasil laut untuk mendapatkan keuntungan salah satunya dengan cara eksporitasi.
Tahun-tahun terakhir ini upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam meningkatan bidang perikanan cukup memuaskan. Salah satunya adalah menjalin hubungan bilateral dengan Arab Saudi. Pada bulan Maret lalu, Arab Saudi dan Indonesia telah melakukan kerja sama dalam berbagai bidang yang dicangkup dalam 10 nota kesepahaman. Dalam pertemuannya ini, dihadiri oleh Presiden RI, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Lingkungan Hidup dan perairan dan pertanian Kerajaan Arab Saudi. Banyak kerja sama yang dilakukan dalam membangun bidang kelautan tetapi Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa yang harus diutamakan dalam kerja sama ini adalah bagaimana menyamakan persepsi dan standard untuk karantina ikan, karena diketahui bahwa Arab Saudi memiliki standard produk dagang yang sangat tinggi. Sehingga hal ini akan melibatkan para ahli dan teknologi dari kedua negara untuk bertukar standard.Â
Adanya kerja sama dengan Arab Saudi diharapkan bisa mempermudah Indonesia dalam mengekspor hasil laut ke daerah Timur Tengah dan sekitarnya. Peningkatan hasil kerja sama ini bisa dilihat dalam artikel KKP.newsmenurut data dari Badan Pusat Statiska disebutkan bahwa ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai Rp 869 Miliar pada tahun 2016. Sehingga Indonesia mendapatkan surplus sebesar Rp 860 Miliar.Â
Ada beberapa alasan yang mempengaruhi adanya kerja sama ini. Pertama, Arab Saudi merupakan negara yang dikelilingi oleh sedikit laut, sehingga Indonesia yang negara maritim mengambil kesempatan untuk mengekspor hasil laut ke Arab Saudi. Kedua, masyarakat Arab Saudi dan para jamaah haji cukup menggemari ikan dalam kemasan kalengan. Sehingga disebutkan dalam artikel Satuharapan.comArab Saudi telah membeli tuna kaleng Indonesia seharga Rp 1.5 miliar.
Pemerintah Indonesia telah bekerja dengan cepat dalam menangani permasalahan terpuruknya bidang kelautan pada tahun 2015 sedangkan di tahun berikutnya ekspor hasil laut mengalami peningkatan. KKP dan menteri perikanan berharap dengan adanya kerja sama oleh Arab Saudi ini bisa terus meningkat kedepannya.
Daftar pustaka.
Pangaribuan, Melki. "Tuna Kaleng Indonesia Dibeli Rp 5,1 Miliar Di Arab Saudi." Satu Harapan, Satu Harapan. 2017, www.satuharapan.com/read-detail/read/tuna-kaleng-indonesia-dibeli-rp-51-miliar-di-arab-saudi.
Gerintya, Scholastica. "Benarkah Ekspor Perikanan Indonesia Kuat?" Tirto.id. 2017, tirto.id/benarkah-ekspor-perikanan-indonesia-kuat-cuhH.
Romadoni, Ahmad. "Indonesia Teken 11 Kerja Sama Dengan Arab Saudi, Apa Saja?" liputan6.Com, Liputan6. 2017, news.liputan6.com/read/2872762/indonesia-teken-11-kerja-sama-dengan-arab-saudi-apa-saja.
Laoli, Noverius. "KKP Incar Pasar Perikanan Arab Saudi." Kontan.co.id, Kontan.co.id. 2017, industri.kontan.co.id/news/kkp-incar-pasar-perikanan-arab-saudi.
Wardani, Marisa. "Perluas Ekspor Perikanan Ke Timur Tengah, RI -- Arab Saudi Jalin Kerjasama." KKP.news, 2017, news.kkp.go.id/index.php/perluas-ekspor-perikanan-ke-timur-tengah-ri-arab-saudi-jalin-kerjasama/.
