Mohon tunggu...
putriefind
putriefind Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wiranto Jadi Ketua Wantimpres, Jokowi: Ini karena Track Recordnya Wiranto

13 Desember 2019   21:38 Diperbarui: 13 Desember 2019   21:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resmi sudah, pada tanggal 13 Desember 2019, para Dewan Pertimbangan Presiden atau wantimpres dilantik di Istana Negara. Hal yang menjadi incaran awak media apalagi kalau bukan para wajah-wajah terpilih yang menjadi anggota dewan pertimbangan, setidaknya ada 9 anggota  wajah baru dan juga ada wajah lama yang sering hilir-mudik di perpolitikan Indonesia belakangan ini.

Salah satu nama yang paling mencuat dan menjadi incaran media adalah, munculnya nama Wiranto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Wajah lama yang satu ini memang selalu mencuri perhatian media, apalagi semenjak peristiwa penusukan yang sempat menggegerkan masyarakat Indonesia dan menjadi trending seantero negeri, bahkan menimbulkan kontroversi dan berakhir dengan desas-desus teroris serta jangan lupa mengenai anggota TNI yang harus menerima hukuman karena istrinya yang "menyinyiri" pemberitaan penusukan Wiranto. Terlebih lagi penunjukkan ini juga menjadi alarm dan sinyal bahwa begitu masih pentingnya seorang Wiranto di kepemimpinan jokowi periode kedua ini, sehingga bukan hal baru lagi bila media mengejar Wiranto sesaat setelah pelantikan.

Jokowi juga mengatakan bahwa penunjukan Wiranto tak lepas dari track record yang dimiliki oleh Wiranto sebagai seorang yang telah lama nyemplung di dunia perpolitikan, sehingga bagi Jokowi pantaslah bila Wiranto menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan yang akan membantunya dalam mengurus ketatanegaraan lima tahun kedepan.

Track record? Bila membahas mengenai track record seorang Wiranto, memang seorang Wiranto sudah malang melintang di perpolitikan Indonesia bahkan semenjak era Soeharto. Akan tetapi bila bicara mengenai kapabilitas dan mengenai apa yang disebut dengan prestasi, apakah ia sudah cukup membuktikan dua hal itu? Nyantanya saja banyak sekali ungkapan-ungkapan yang dilontarkan oleh seorang Wiranto yang pada akhirnya justru menuai pro-kontra bahkan semenjak ia menjabat sebagai Menkopolhukam pada era Jokowi periode pertama. Belum lagi kedekatan yang dibangun oleh Wiranto pada lingkaran kepemimpinan Jokowi seolah menggambarkan bagaimana Wiranto eks Menkopolhukam ini, ingin selalu menjadi bagian dari lingkaran pemerintahan.

Wiranto memang sudah memiliki nama besar di perpolitikan Indonesia, namanya muncul dari bahkan saat era Soeharto tengah di puncak emas, sampai akhirnya era Soeharto runtuh dengan sendirinya dan tetap saja, nama Wiranto selalu dikaitkan dengan era itu. Reformasi, tragedi 98, pelanggaran HAM adalah catatan-catatan kecil mengenai apa yang selalu dikaitkan dengan Wiranto. 

Terlepas dari itu, Wiranto juga berhasil masuk dalam jajaran nama yang sering wara-wiri dalam pencalonan pemilu, 2004 adalah tahun pertama Wiranto bertaruh nasib dengan mencalonkan diri maju sebagai calon presiden, tapi apa daya nama SBY lebih dulu menggaet hati masyarakat Indonesia saat itu. 2009 masih tak pantang mundur, Wiranto maju sebagai cawapres, lagi-lagi Wiranto tidak berhasil memenangkan pemilu. Hingga pada 2016, Wiranto mundur sebagai ketua umum partai Hanura dan maju di barisan Menteri sebagai Menkopolhukam di periode pertama kepemimpinan Jokowi.

Akan tetapi terlepas dari itu, tentu harapan besar selalu diletakkan oleh Wantimpres yang baru ini, agar dengan disambutnya mereka sebagai anggota wantimpres dan terpilihnya Wiranto sebagai ketua dewan dapat memberikan angin segar bagi pemerintahan Jokowi jilid kedua berkat track record dan kapabilitasnya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Terlebih apa yang di duduki oleh Wiranto dan anggota wantimpres saat ini merupakan kursi yang cukup penting keberadaannya mengingat fungsional mereka sebagai dewan yang akan ikut mempertimbangkan segala bentuk kebijakan dan keinginan dari orang nomor satu, Presiden Republik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun