Mohon tunggu...
Putri Belila
Putri Belila Mohon Tunggu... Freelancer - Lebih suka menjadi diri yang fleksible tidak suka terjebak pada satu karakter

Tertarik mencari ilmu tentang pendidikan, kesehatan, pertanian, manajemen bisnis. Passion: melestarikan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bunga Matahari Sang Pemikat Hati

23 Juni 2019   13:52 Diperbarui: 23 Juni 2019   14:28 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang belum pernah tanam bunga matahari? Yang belum pernah tanam, pasti belum tahu banyak tentang bunga satu ini.

Bunga matahari tumbuh dengan mudah diawal musim penghujan. Kalau masa di tengah musim hujan, tanah sangat basah agak sulit bijinya numbuh bahkan bisa enggak tumbuh. Berdasarkan pengalaman tanam Saya dan tetangga. Tanam perdana bunga matahari bulan November 2018, hidup sekitar 5-6 bulan.

Kalau jenis bunganya besar, diameter bunga bisa mencapai 20 cm. Kalau jenis kecil, mungkin hanya sebesar tutup gelas belimbing saja. Alhamdulillah Saya dapat benih jenis besar, tapi ukuran benih kecil sekitar 1x0,5 cm.

dok. pribadi
dok. pribadi
Bunga yang pertama muncul adalah bunga pokok, bunga paling besar ini muncul ketika belum ada cabang di ketiak daun. Nah, ketika muncul cabang di ketiak daun baru muncul bunga sekunder. Bunga sekunder lebih kecil daripada bunga pokok, ya karena munculnya di percabangan.

Menurut Saya bunga ini sangat keren: pohonnya gagah setinggi manusia sekitar 160-170 cm, bunganya megah dan besar, warna bunga mencolok kuning. Pas lah untuk menarik perhatian mata. Kebanyakan orang lihat bunga ini terkagum-kagum. Entah orang tua, dewasa, bahkan anak-anak melihat bunga ini sambil bergumam:  "Wah, bunga matahari". Gitu sih, tanggapan lihat bunga Saya.

Jadi melihat langsung ekspresi waow. Lalu bilang: " Mbak, minta dong benihnya nanti kalau bunganya sudah tua tolong simpenin bijinya! Aku mau tanam juga".

Bagi yang kepincut sama tuh bunga tapi malu minta benihnya, bunga Saya yang tumbuh subur di pinggir jalan itu langsung dicabut tanpa ijin. Mungkin saking pengennya lalu mikir: "Ah kelamaan kudu minta ijin belum tentu dikasih".

Ya emang enggak Saya kasih, Saya mau kasih benihnya saja. Lawong sudah tanam serentak dan Saya atur jarak antar pohonnya supaya rapi. Kalau hilang tercabut baris tanamnya jadi 'ompong' dong, hahaha.

Awalnya tahu realita pohon hilang, walaupun satu pohon dicabut orang enggak tahu siapa Saya geregetan tapi akhirnya mengikhlaskan. Ganti hari, besoknya, satu pohon dicabut orang lagi. Sudah cukup 2 pohon, lalu pohon bunga matahari yang lagi proses pertumbuhan belum muncul bunga itu akhirnya Saya ikat dengan kayu penyangga. Besoknya aman, pohon enggak berkurang lagi.

Saya pernah lihat ada Bapak muda lewat dibonceng motor, turun, lalu Dia ambil benih dengan mencembungkan bunga matahari lalu mencongkel isi bunga. Jadi benihnya bisa keluar. Ya ga pa pa lah Saya ikhlasin saja kan sudah diberi rejeki banyak bunga. Barangkali juga, istrinya lagi hamil jadi ngidam pengen tanam, hahaha. Siapa tahu kan? Saya enggak kenal sama Bapak itu.

Ada juga segerombolan orang duduk di pertigaan depan rumah pulang kerja hampir maghrib, mereka menunggu temannya yang lagi bertamu ke tetangga. Nunggu sambil ngobrol, lhah lihat bunga matahari sambil saling diskusi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun