Mohon tunggu...
Putri Ayuni
Putri Ayuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis New

Mahasiswa UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Napak Tilas Pemenang Tokyo Art Festival (1995) W.S Rendra

14 Desember 2020   15:15 Diperbarui: 14 Desember 2020   15:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

7 November 1935, atau 84 tahun yang lalu, W.S. Rendra lahir di Solo, Jawa Tengah, dengan nama aslinya Willibrordus Surendra Broto Rendra. Belakangan, ia disebut sebagai sosok seniman dan penulis hebat, disebut Peacock. Rendra lahir di Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.  

WS Rendra lahir dari keluarga yang terobsesi dengan seni, tak heran darah seni bisa dengan mudah menembus Rendra. Ayahnya adalah seorang dramawan yang juga mengajar bahasa Jawa dan Indonesia di sebuah sekolah Katolik di Solo, dan ibunya, seorang penari Serapi, diundang oleh Keraton Surakarta.

Masa kecil WS Rendra dihabiskan dengan menimba ilmu di SMA di Solo, mulai dari Taman Kanak-kanak hingga SMA di Sekolah Katolik Suci. Joseph. Namun WS Rendra pindah ke Jakarta setelah tamat SMA untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, namun sayangnya setelah sampai di Jakarta sekolah tersebut ditutup.

WS Rendra akhirnya meninggalkan kota impiannya Jakarta menuju Yogyakarta. Hak untuk memilih adalah milik Jurusan Sastra Universitas Gajamada. Di perguruan tinggi ini, bakat seninya terus meningkat, namun ia tidak bisa menyelesaikan studinya di sini.

Beliau mendapatkan beasiswa dari American Academy of Dramatic Arts (AADA) untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia tari dan teater, tentunya kesempatan ini tidak disia-siakan. Kemudian dia pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1954 untuk menerima beasiswa. Di Amerika Serikat, atas undangan pemerintah AS, Lundra tidak hanya belajar di Harvard University tetapi juga sering mengikuti seminar tentang seni dan sastra.

Padahal WS Rendra sudah menunjukkan bakat seninya sejak SMP. Saat itu, ia sering mengikuti kegiatan sekolah dengan menampilkan lakon, puisi, dan cerita pendek. Ia juga kerap meraih penghargaan, salah satunya drama SMA WS Lundra bertajuk “Orang-orang di Ben Jalan” berhasil meraih juara I di Kanwil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta.

Yang paling terkenal adalah bakatnya membaca puisi. Puisi WS Rendra kemudian diterbitkan oleh majalah lokal yang kemudian menjadi majalah strategi. Pada tahun 1952 ia pertama kali menerbitkan puisinya di majalah, sejak itu hampir setiap majalah menerbitkan puisinya secara rutin, puisinya selalu aktif di majalah lokal pada tahun 1960-an dan 1970-an. Beberapa puisi terkenal dari WS Rendra adalah "Cerita", "Seni", "Dasar", "Konfrontasi", dan "Strategi Baru".

Usai menjuarai berbagai lomba seni, drama, dan puisi, WS Rendra semakin bersemangat untuk berkarya. Karya-karyanya tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan India. Pada tahun 1954, ia mengambil jurusan tari dan teater di Amerika Serikat. 

Dia memenangkan beasiswa dari American Academy of Dramatic Art. Atas undangan pemerintah daerah, ia juga mengikuti seminar sastra di Harvard University. Karya-karya Beliau tidak hanya terkenal di dalam negeri saja, tetapi juga terkenal di luar negeri.

Banyak karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, termasuk Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan Hindia. Ia juga aktif berpartisipasi dalam festival musik di luar negeri, antara lain Festival Puisi Internasional Rotterdam (1971 dan 1979), Festival Puisi Internasional Valmiki (New Delhi) (1985), Festival Musik Horizonte Berlin, Berlin (1985) dan New York Festival Art pertama (1988), Melbourne Spoleto Art Festival, Vargas World Poetry Art Festival, Bhopal (1989), World Poetry Art Festival, Kuala Lumpur (1992) dan Tokyo Art Festival (1995).

Hingga pada pertengahan 2009, WS Rendra menderita penyakit jantung koroner dan harus menjalani perawatan intensif di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara. Sebulan kemudian, penyakitnya semakin melanda tubuhnya, akhirnya penyair besar Indonesia WS Rendra menerima nafas terakhirnya di rumah sakit pada pukul 22.15 tanggal 7 Agustus 2009, pada usia 74 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun