Mohon tunggu...
Putri Alifah
Putri Alifah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Strategi Partai Gerindra dalam Pemilu

19 Januari 2020   21:38 Diperbarui: 19 Januari 2020   21:45 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rabu 8 Januari 2020, saya telah mewawancarai Bapak Desah Liestyo Hardi atau yang kerap di sapa sebagai bang Deni, beliau memiliki jabatan sebagai Wakil Ketua II bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu). Dalam wawancara kali ini membahas tentang strategi partai politik Gerindra dalam pemilu 2019, dalam hasil yang ditetapkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada pemilihan umum Tahun 2014 Partai Gerinda menempati posisi ke-6 dengan 14.760.371 (11,81 persen), sementara pada pemilihan umum Tahun 2019 ini Partai Gerinda menempati posisi ke-2 dengan 17.594.839 (12,57 persen). (nasional.kompas.com). Dari data hasil pemilu ini dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah perolehan suara Partai Gerinda sangatlah singnifikan.

Hasil penelitian wawancara menjelaskan jawaban informan mengenai strategi partai politik yang digunakan partai Gerindra dalam pemilu 2019 dan faktor-faktor apa yang menjadi penyebab kenaikan perolehan suara pemilu partai Gerinda pada pemilu tahun 2014 dengan pemilu tahun 2019, ini sesuai dengan teori strategi partai politik yaitu untuk mencapai tujuan sebuah partai politik mempunyai startegi yang bersifat jangka panjang dan jangka menengah. (Firmanzah. 2008: 115).

            Dalam hasil wawancara dengan Wakil Ketua II di bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu), beliau mengatakan bahwa:

"Memang bila melihat dari urutan secara nasional kami partai Gerindra berada di urutan kedua, tetapi bila dilihat secara provinsi partai Gerindra mempunyai kemenangan dibeberapa daerah. Sementara terkait dengan strategi politik partai Gerindra yang dilakukan adalah pendekatan persuasif dengan masyarakat terkait permasalah-permasalahan yang ada di masyarakat. Serta kami juga membantu masyarakat dibidang kesehatan dan kependudukan."

            Didalam setiap pemilihan umum selalu ada saja praktek-praktek politik uang (money politic) yang dilakukan oleh partai-partai politik atau segelintir oknum sebagai salah satu strategi politik yang dilakukan untuk meraih kemenangan dalam perolehan suara. Politik uang tersebut adalah suatu upaya memengaruhi orang lain (masyarakat) dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan sebagai jual-beli suara pada proses politik dan kekuasaan serta tindakan membagi-bagikan uang, baik milik pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih. (Kumolo, 2015: 155).

"Ini merupakan tindakan tidak terpuji, dimana partai-partai melakukan politik uang. Tetapi bila dilihat kembali sebenarnya adanya pola pemikiran yang salah di masyarakat terkait pentingnya pemilu dan juga calon yang dipilih di pemilu tersebut. Dimana adanya sikap apatis masyarakat yang menganggap bahwa suara yang mereka keluarkan didalam pemilu tidaklah berpengaruh dikehidupan sehari-hari sehingga saat adanya penawaran politik uang yang dilakukan oleh beberapa oknum, masyarakat menerimanya saja."

            Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa money politic yang digunakan bisa berupa uang ataupun barang dengan tujuan untuk menarik simpati para pemilih. Dengan adanya beberapa klasifikasi pemilih sehingga diperlukan untuk menentukan  sasaran khalayak yang kiranya sangat mudah untuk dipengaruhi agar calon kandidat bisa memenangkan kampanyenya untuk mengambil kekuasaan tersebut.

            Sasaran khalayak disini yaitu pemilih pemula dikarenakan pemilih pemula merupakan  kalangan  muda yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum (pemilu). Selain itu, pemilih pemula belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilihan umum (pemilu). Sehingga, pemikiran politik pemilih pemula dianggap cenderung labil. Padahal keberadaan mereka sangat potensial untuk menentukan pemimpin yang akan terpilih.

"Selain menggunakan dengan strategi partai politik yang ada, kami juga menggembangkan baik dari badan partai maupun sayap-sayap partai sebagai pendukung partai dalam hal membantu serta memberikan dukungan agar cita-cita dan tujuan partai tercapai."

            Hal tersebut sesuai dengan teori partai politik, dimana partai politik merupakan organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan juga cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945".(Republik Indonesia. UU Nomor 2 Tahun 2011).

"Kami juga mempunya salah satu sayap partai yang dinaungi oleh para kaum muda untuk berkreasi dan mengembangkat bakatnya untuk masyarakat, yaitu Tunas Muda Indonesia Raya (Tidar), dimana mereka melakukan kegiatan pengembangan budaya serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang partai politik dan pemilu karena penting pengetahuan tentang keduanya."

            Sedangkan dalam menghadapi strategi politik partai lawan beliau menjelaskan bahwa partai Gerinda akan terus melakukan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat, baik saat adanya pemilu maupun tidak adanya pemilu, partai Gerindra tetap akan melakukan tugasnya dalam membantu masyarakat.

Penulis : Putri Alifah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun