Mohon tunggu...
Putri Indraswari
Putri Indraswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK UNEJ

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Tak Berujung, Lalu Bagaimana?

12 Oktober 2022   17:13 Diperbarui: 12 Oktober 2022   17:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan umum yang kerap sekali terjadi di negara-negara seluruh dunia selain pengangguran dan kriminalitas yang tinggi adalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan yang tinggi disuatu negara menggambarkan daya beli masyarakat kurang sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Keberadaan penduduk miskin di kota merupakan bagian dari paradoks perkotaan. 

Kemiskinan  adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai factor seperti tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses ke barang dan jasa, lokasi, letak geografis wilayah, jenis kelamin dan lokasi lingkungan. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebagai ketidakmampuan atas kegagalan untuk memenuhi hak dan perbedaan dasar.

Banyak efek negatif yang disebabkan oleh kemiskinan. Selain menimbulkan banyak masalah secara sosial, kemiskinan juga dapat merusak pembangunan ekonomi suatu negara. Kemiskinan yang tinggi menyebabkan biaya pembangunan ekonomi yang lebih besar, Secara tidak langsung, hal tersebut menghambat pembangunan ekonomi. 

Hal lain yang sangat nyata tentang kemiskinan, terutama di kota-kota besar Indonesia dapat dilihat dari jumlah penduduk miskinnya yang kekurangan makan dan minum, tidak punya rumah atau lebih buruknya diusir dari pemukiman, ribuan pekerja berdemonstrasi menentang ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perekrutan dan perlakuan sewenang-wenang terhadap karyawan di luar negeri, dan ketidakadilan sosial. 

Selain itu, yang praktik ekonomi dan korupsi, kolusi dan nepotisme tidak sehat juga menyebabkan masyarakat semakin tersiksa karena fasilitas yang seharusnya diberikan kepada masyarakat baik itu langsung maupun tidak langsung diambil alih oleh mereka yang melakukan hal tersebut.

Pada akhirnya, pengangguran dan kemiskinan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau wilayah. Ekonomi dikatakan tumbuh ketika produksi barang atau jasa meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi dapat menghasilkan pendapatan tambahan dan kesejahteraan masyarakat
untuk beberapa waktu.

Adapun penyebab-penyebab terjadinya kemiskinan yaitu, latar belakang pendidikan rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan kurangnya keterampilan, wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk kehidupan sehingga masyarakat akan sulit untuk menemukan pekerjaan yang cocok sesuai kemampuan yang dimilikinya. Modal terbatas juga dapat menjadi penghambat perkembangan seseorang dalam mengembangkan usahanya. 

Kemudian, tingginya harga kebutuhan pokok seringkali menjadi faktor penyebab kemiskinan dan alasan mengapa orang miskin merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, harga sembako semakin hari semakin naik. Akibatnya, masyarakat yang berpenghasilan rendah mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan lain dan beralih ke konsumsi makanan. 

Kesempatan kerja yang kurang menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan. Siapa pun dapat menciptakan lapangan kerja baru, tetapi dengan keterampilan dan modal yang kurang maka kesempatan agar diterima akan menjadi kecil

Di DKI Jakarta yang sebagai pusat pemerintahan tentu masalah kemiskinan menjadi permasalahan pemerintahan setempat. Angka kemiskinan DKI Jakarta cenderung lebih tinggi di masa pandemi Covid-19. Pada bulan Maret 2020 terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Namun, tingkat kenaikan angka kemiskinan hingga saat ini cenderung tetap sama seperti saat pandemi dimulai. 

Di tengah pandemi Covid-19, tentunya ada sejumlah langkah pemerintah untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19. Salah satunya membatasi pergerakan masyarakat yang terkena dampak kondisi ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun